Ini 4 Hal Penting Tentang Blue Whale Challenge

Ini 4 Hal Penting Tentang Blue Whale Challenge

Artikel, Artikel Anak
[caption id="attachment_3048" align="aligncenter" width="660"] Ini 4 Hal Penting Tentang Blue Whale Challenge (Foto: dok. bbc.com)[/caption] Ini 4 Hal Penting Tentang Blue Whale Challenge - Media sosial sedang ramai membicarakan Blue Whale Challenge, sebuah permainan tak lazim yang bertujuan membuat pesertanya menyakiti diri sendiri. Menurut dr Andri SpKJ, FAPM dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera, permainan ini sangat berbahaya. Sebabnya, pemenang dari permainan ini adalah mereka yang berhasil menyakiti dirinya sendiri hingga bunuh diri. “Ini kan tidak benar karena yang dianggap menang adalah mereka yang berhasil bunuh diri. Padahal Hari Kesehatan Sedunia tahun ini mengambil tema Depression: Let's Talk,” tambah dokter Andri. Ada 4 hal penting untuk mengetahui lebih jauh soal Blue Whale Challenge: Berawal dari Rusia Pembahasan soal Blue Whale Challenge berawal dari media sosial Rusia VKontakte. VKontakte merupakan…
Read More

Orangtua Waspadai Blue Whale Challenge

Artikel, Artikel Anak
[caption id="attachment_3039" align="aligncenter" width="865"] Orangtua Waspadai Blue Whale Challenge (Foto: dok. snope.com)[/caption] Orangtua Waspadai Blue Whale Challenge - Pihak kepolisian di Inggris meminta para orangtua untuk waspada terhadap permainan di media sosial bernama Blue Whale Challenge. Blue Whale Challenge dipercaya sebagai permainan yang dibuat oleh sebuah grup untuk mendorong pengikutnya melakukan bunuh diri. Pengikut permainan tersebut diberi tugas oleh seorang kurator. Tugas yang diberikan dan wajib diselesaikan dalam waktu 50 hari tersebut beragam dan memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Tugas yang diberikan meliputi tindakan-tindakan yang menyakiti diri sendiri, menonton film horor, bangun pada jam-jam tertentu dan masih banyak lagi. Pada hari ke-50, kurator dibalik permainan mengerikan tersebut memberikan instruksi pada pengikutnya untuk bunuh diri. Dimana saja Blue Whale Challenge dilakukan? Sekolah Woodlands di Basildon, Essex, mengirimkan surat kepada para orangtua untuk…
Read More
Anak Dekat Pada Orangtua Lebih Tahan Hadapi Stres

Anak Dekat Pada Orangtua Lebih Tahan Hadapi Stres

Artikel, Artikel Anak
[caption id="attachment_3010" align="alignleft" width="250"] Anak Dekat Pada Orangtua Lebih Tahan Hadapi Stres (Foto: dok. nakita.grid.id)[/caption] Anak Dekat Pada Orangtua Lebih Tahan Hadapi Stres - Anak yang cenderung lebih dekat dengan orangtuanya terbukti lebih tahan saat menghadapi stres. Ternyata, kedekatan emosional anak dengan orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologisnya. Data dari Strong at the Broken Places: The Resiliency of Low-Income Parents menyebut sekitar 14 juta keluarga di dunia hidup di bawah garis kemiskinan. Stres karena kemiskinan ini bisa berdampak negatif pada perkembangan psikologis anak dan meningkatkan risiko perilaku agresif, depresi, kecemasan hingga rasa takut dan ketidakmampuan mengekspresikan emosi. Meski begitu, Renee Wilson-Simmons, Direktur National Center for Children in Poverty (NCCP), mengatakan anak dari keluarga miskin yang dekat dengan orangtuanya memiliki kemampuan menghadapi stres yang lebih baik. Hal ini membuat potensi…
Read More
Anak Obesitas Sebaiknya Rutin Berjemur di Pagi Hari

Anak Obesitas Sebaiknya Rutin Berjemur di Pagi Hari

Artikel, Artikel Anak
[caption id="attachment_3005" align="alignleft" width="250"] Anak Obesitas Sebaiknya Rutin Berjemur di Pagi Hari (Foto: dok. hellosehat.com)[/caption] Anak Obesitas Sebaiknya Rutin Berjemur di Pagi Hari - Anak-anak dengan berat badan berlebih (obesitas), sebaiknya rutin mendapatkan paparan sinar matahari pagi. Pasalnya, anak-anak maupun remaja yang kelebihan berat badan, memiliki kolesterol dan asam lemak yang tinggi, umumnya mereka juga menderita kekurangan vitamin D. Kurangnya paparan sinar matahari pagi yang mengandung vitamin D alami dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada anak-anak obesitas, peneliti mengklaim. Studi yang dilakukan Dr Marisa Censani, M.D., spesialis endokrinologi pediatrik di Weill Cornell Medicine di New York menemukan, anak-anak yang kelebihan berat badan serta memiliki kolesterol dan asam lemak yang tinggi, cenderung menderita kekurangan vitamin D. Sedangkan, vitamin D baru diproduksi oleh tubuh saat kulit telanjang terkena sinar matahari. Para peneliti…
Read More
Pentingkah Stimulasi Anak dengan Kegiatan Seni?

Pentingkah Stimulasi Anak dengan Kegiatan Seni?

Artikel, Artikel Anak
[caption id="attachment_2996" align="alignleft" width="250"] Pentingkah Stimulasi Anak dengan Kegiatan Seni (Foto: dok. mamahmuda.com)[/caption] Pentingkah Stimulasi Anak dengan Kegiatan Seni? - Saat anak berada pada periode emas, khususnya usia tiga sampai lima tahun, orangtua memiliki peran penting. Dalam buku “Early Education, three, four and five years old go to school” dijelaskan bahwa perkembangan pada masa-masa itu akan mempengaruhi kecerdasannya di masa depan. Itulah yang menjadi dasar mengapa banyak orangtua begitu menggebu-gebu memberi anak-anaknya pelajaran pada tahun-tahun tersebut. Namun, selain aspek akademis sisi non akademis juga perlu untuk diasah. Seefeldt dan Wasik menegaskan bahwa orangtua tidak boleh lupa menyisipkan seni saat mengedukasi anak. “Semua pelajaran penting, tapi tidak ada program bagi anak-anak yang bisa sukses tanpa menekankan seni,” tulis buku yang diterbitkan pada sembilan tahun silam tersebut. Dampaknya pernah dijelaskan oleh David…
Read More
Cara Tepat Mendukung Anak Jadi Pintar

Cara Tepat Mendukung Anak Jadi Pintar

Artikel, Artikel Anak
[caption id="attachment_2988" align="alignleft" width="250"] Teknik CPR Bisa Bantu Selamatkan Nyawa (Foto: dok. katalogibu.com)[/caption] Cara Tepat Mendukung Anak Jadi Pintar - Tidak jarang orangtua mengarahkan anak supaya pintar dengan cara yang kurang tepat. Misalnya dengan mengundur waktu mengajarkan anak tentang banyak hal. Ketika anak sudah mulai masuk usia 3 – 4 tahun, baru diberikan banyak kegiatan, seperti mengikuti berbagai les dan bergabung dengan beragam klub olahraga. Perlu diketahui bahwa anak punya periode emas di mana otaknya tumbuh dengan pesat. Periode emas ini dimulai sejak dalam kandungan dan mencapai puncaknya di usia dua tahun. Di usia ini, berat otak anak sudah mencapai 80% dari berat otak orang dewasa. Masa ini hanya terjadi satu kali dalam kehidupan anak. Maka di periode ini orangtua harus bisa membuat anak memaksimalkan kepintarannya, yakni dengan memberikan stimulasi…
Read More
Anak Bertanggungjawab Dengan 5 Aktifitas Keseharian

Anak Bertanggungjawab Dengan 5 Aktifitas Keseharian

Artikel, Artikel Anak
[caption id="attachment_2958" align="alignleft" width="250"] Anak Bertanggungjawab Dengan 5 Aktifitas Keseharian (Foto: dok. fourlook.com)[/caption] Anak Bertanggungjawab Dengan 5 Aktifitas Keseharian - Rasa tanggung jawab pada anak sebaiknya sudah diajarkan sejak dini. Orangtua sudah bisa mulai mengajarkannya sejak anak masih berusia 1-2 tahun, ketika ia sudah mulai bisa mengerti apa yang orangtua katakan. Rasa tanggung jawab memang harus diajarkan secara bertahap tergantung perkembangan usianya. Orangtua bisa mengajarkan anak bertanggungjawab dari hal sederhana yang dilakukan sehari-hari. Untuk usia balita, berikut aktivitas-aktivitas yang mengajarkan anak bertanggungjawab pada dirinya sendiri. Menggantungkan handuk setelah digunakan. Anak usia balita biasanya sudah diajarkan untuk mandi sendiri. Tidak jarang anak menyepelekan handuk yang telah dipakai, dan meninggalkan saja di kamarnya setelah berganti pakaian. Coba mulai ajarkan sejak dini untuk langsung meletakkan handuk di tempatnya untuk dijemur. Bentuk tanggungjawab ini…
Read More
Kreatifitas Anak Berkembang Berpulang Pada Kebiasaan Orangtua

Kreatifitas Anak Berkembang Berpulang Pada Kebiasaan Orangtua

Artikel
[caption id="attachment_2930" align="alignleft" width="250"] Kreatifitas Anak Berkembang Berpulang Pada Kebiasaan Orangtua (Foto: dok. digikidz.com)[/caption] Kreatifitas Anak Berkembang Berpulang Pada Kebiasaan Orangtua - Kreatifitas merupakan salah satu hal yang harus dikembangkan sejak usia dini. Ada banyak hal positif yang bisa didapatkan jika anak memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi. Terus mengembangkan kreatifitas anak berguna untuk mengembangkan kecerdasan dan kemampuannya dalam mengekspresikan dan menghasilkan sesuatu yang baru. Tujuan tersebut harus ditanamkan dan dibiasakan oleh orangtua dengan berbagai cara. Polah asuh dan hubungan antara anak dan orangtua atau orang terdekatnya perlu dijaga semaksimal mungkin. Stimulasi yang baik dapat mengasah kreatifitas anak secara optimal. Berikut beberapa cara yang bisa orangtua lakukan untuk melatih daya kreatifitas anak: Berikan kebebasan pada anak untuk mengeksplorasi sekitarnya Orangtua tentu selalu menginginkan rumah dalam keadaan bersih dan rapi setiap hari. Namun,…
Read More
Anak Mimpi Buruk, Atasi Dengan Cara Ini

Anak Mimpi Buruk, Atasi Dengan Cara Ini

Artikel
[caption id="attachment_2922" align="alignleft" width="318"] Anak Mimpi Buruk, Atasi Dengan Cara Ini (Foto: dok. segiempat.com)[/caption] Anak Mimpi Buruk, Atasi Dengan Cara Ini - Mimpi buruk merupakan peristiwa yang bisa dialami oleh siapa saja, bahkan pada anak dengan usia yang masih sangat dini. Biasanya ketika anak baru terbangun dari mimpi buruk, ia akan langsung menangis dan tidak mau tidur kembali. Mimpi buruk yang dialami oleh anak pun berbeda-beda tiap umurnya. Anak balita lebih sering mengalami mimpi buruk akibat imajinasinya yang terlalu tinggi dan membuatnya takut akan kegelapan. “Anak-anak yang belum sekolah akan lebih sulit membedakan antara imajinasi dan realita. Mereka bahkan akan mudah percaya pada monster yang ada di bawah tempat tidurnya,” jelas Kim West, seorang terapis anak dan keluarga yang juga menulis buku Good Night, Sleep Tight. Sedangkan anak yang memasuki…
Read More
Bahaya Mengintai Bila Anak Suka Minuman Manis

Bahaya Mengintai Bila Anak Suka Minuman Manis

Artikel
[caption id="attachment_2912" align="alignleft" width="250"] Bahaya Mengintai Bila Anak Suka Minuman Manis (Foto: dok. kabarsehatonline.com)[/caption] Bahaya Mengintai Bila Anak Suka Minuman Manis - Apakah anak Anda termasuk suka minum yang manis-manis, mulai dari teh, jus, hingga minuman bersoda? Nah, sebaiknya orangtua baca hasil penelitian berikut ini. Survei yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat menemukan, hampir dua pertiga anak berusia 2 hingga 19 tahun minum setidaknya satu gelas minuman yang mengandung gula setiap hari. Survei ini juga menemukan bahwa asupan minuman manis ini sudah sebesar 7% dari asupan kalori total harian anak. Ada bahayanya bila anak suka minuman manis. Menurut peneliti dari CDC, Asher Rosinger, konsumsi minuman manis bisa membuat anak lebih rentan mengalami pertambahan berat badan berlebihan, diabetes tipe 2, juga level kolesterol yang tinggi.…
Read More