Layak Dicontoh, Simak Pola Asuh Anak di Skandinavia!

Layak Dicontoh, Simak Pola Asuh Anak di Skandinavia!

Artikel Anak
Negara-negara Skandinavia seperti Finlandia, Denmark atau Swedia terkenal dengan pendidikannya yang disebut ideal untuk membentuk anak-anak cerdas tapi tetap punya kesempatan bermain dan tumbuh bahagia. Berbeda dengan orangtua di Asia atau di Amerika Serikat, orangtua di Skandinavia memang tidak membebani buah hati mereka dengan prestasi akademik tinggi. Mereka lebih suka anak-anak mereka memanjat pohon dibanding belajar alfabet melalui flash card. Anak-anak juga didorong untuk bermain di luar rumah ketimbang menghapal pelajaran. Nah, ketahui pola asuh apa saja yang mereka terapkan sehingga sering disebut sebagai pola asuh terbaik untuk anak: Menghirup udara segar Mayoritas orangtua di negara Skandinavia selalu ingin buah hatinya menghirup udara segar setiap hari sehingga ada kebiasaan membiarkan bayi mereka tidur siang di luar rumah. Bahkan saat musim dingin dan udara membeku, melihat bayi tertidur di stroler di luar rumah…
Read More
Ini Bahaya Minuman Energi Untuk Remaja

Ini Bahaya Minuman Energi Untuk Remaja

Artikel, Artikel Anak
[caption id="attachment_4267" align="alignleft" width="300"] Foto: deherba.com[/caption] Bertambah lagi bukti yang menyatakan bahaya konsumsi minuman energi pada kesehatan remaja. Minuman yang diklaim mampu mengatasi kelelahan dan rasa kantuk ini mengandung kafein dan taurin yang tinggi. Para peneliti dari The University of Waterloo melibatkan lebih dari 2.000 partisipan berusia 12 hingga 24 tahun yang diwawancarai tentang konsumsi kopi dan minuman berenergi. Walau sama-sama mengandung kafein, tetapi karena jumlahnya sangat berbeda tentu perbedaan efeknya juga signifikan. Pada peminum kopi, ada 36 persen yang mengalami efek samping. Sedangkan mereka yang mengonsumsi minuman berenergi, ada 55 persen yang mengalami efek samping yang berbahaya bagi kesehatan. Efek samping tersebut mulai dari gangguan denyut jantung menjadi lebih cepat (tachycardia) yang dialami seperempat responden dan seprempat lainnya memiliki masalah tidur. Seperlima dari mereka mengatakan menderita sakit kepala setelah…
Read More
Jangan Biasakan Anak Belajar Sampai Larut Malam

Jangan Biasakan Anak Belajar Sampai Larut Malam

Artikel, Artikel Anak
[caption id="attachment_4264" align="alignleft" width="300"] Foto: id.theasianparent.com[/caption] Orangtua, pada umumnya pasti mengharapkan anak-anaknya bisa menjadi yang terbaik. Kebanyakan ada tiga harapan orangtua terhadap anaknya, yakni Memiliki perilaku baik, beragama, dan cerdas. Guna mendapatkan hal itu, orangtua pun melakukan ragam upaya untuk membimbing anak-anak menjadi cemerlang dalam budi pekerti dan prestasi akademis. Nah, untuk urusan akademis para orangtua tak hanya menyekolahkan anak secara formal, tetapi juga menyertakan si kecil mengikuti sejumlah les demi menyempurnakan “asupan” edukasi. Namun, Anda jangan berlebihan. Sebab, penelitian dari Harvard University menguak dua kebiasan belajar yang malah membuat nilai akademis anak turun. Penelitian menyebutkan, belajar lebih dari 30 menit merupakan salah satu metode yang salah. Idealnya, waktu belajar di rumah adalah untuk mengingatkan anak mengenai apa yang sudah dipelajari di sekolah. Jadi, jika mereka harus kembali belajar di…
Read More
Kesehatan Mental Ayah Berdampak Pada Anak

Kesehatan Mental Ayah Berdampak Pada Anak

Artikel, Artikel Anak
[caption id="attachment_4255" align="alignleft" width="274"] Foto: infosehatkeluarga.com[/caption] Faktanyam ayah memainkan peran yang sangat besar dalam perkembangan anak, mulai dari sisi bahasa, hingga pertumbuhan kognitif di masa balita. Lalu, peran ini berlanjut hingga menjelang remaja, dalam hal keterampilan sosial. Temuan itu dipublikasikan dalam dua jurnal ilmiah Early Childhood Research Quarterly dan Infant dan Child Development. Studi tersebut menemukan fakta, stres yang dialami ayah saat menjalankan tugasnya sebagai orangtua, mendatangkan efek yang berbahaya bagi perkembangan kognitif dan bahasa si anak. Dampak terbesar terjadi saat usia anak 2-3 tahun, bahkan dampak itu tak berkurang meski ada peran besar ibu dalam mengasuh anak tersebut. Disebutkan pula, ayah memiliki pengaruh yang amat besar terhadap perkembangan bahasa pada anak laki-laki, dibandingkan dengan anak perempuan. Stres dan problem kesehatan mental pada orangtua amat berpengaruh terhadap cara mereka berinteraksi dengan…
Read More
Orangtua Modern Banyak Salah Terapkan Pola Asuh

Orangtua Modern Banyak Salah Terapkan Pola Asuh

Artikel, Artikel Anak
[caption id="attachment_4252" align="alignleft" width="300"] Foto: duniawanita.com[/caption] Umumnya, anak yang telah memasuki usia sekolah sudah memahami dan menghadapi aturan serta norma-norma sosial secara konsisten. Penanaman aturan pada anak-anak bukanlah tugas yang mudah untuk orangtua. Sebab, selalu saja ada kendala, seperti misalnya, anak-anak membangkang, tidak mau mendengar, dan mengamuk jika diberikan hukuman. Menurut Dr Justin Choulson, seorang pakar pola asuh anak, orangtua jangan memiliki anggapan bahwa tugas Anda adalah pelindung dan pencari nafkah untuk anak. Semua anak-anak membutuhkan lebih dari mainan terkini, sekolah terbaik, dan makanan, yaitu perhatian menyeluruh dari orangtua. “Jangan berpikir Anda telah menyekolahkan di tempat yang berkualitas dan menyiapkan makanan sehat berarti tugas Anda sudah cukup. Anak merupakan manusia kecil yang sama seperti manusia dewasa, membutuhkan komunikasi dua arah dan hubungan emosional seimbang,” jelas Dr Choulson. Selain kurang memberikan…
Read More
Layak Dicontoh, Simak Pola Asuh Anak di Skandinavia!

Layak Dicontoh, Simak Pola Asuh Anak di Skandinavia!

Artikel, Artikel Anak
[caption id="attachment_4242" align="alignleft" width="300"] Foto: parenting.co.id[/caption] Negara-negara Skandinavia seperti Finlandia, Denmark atau Swedia terkenal dengan pendidikannya yang disebut ideal untuk membentuk anak-anak cerdas tapi tetap punya kesempatan bermain dan tumbuh bahagia. Berbeda dengan orangtua di Asia atau di Amerika Serikat, orangtua di Skandinavia memang tidak membebani buah hati mereka dengan prestasi akademik tinggi. Mereka lebih suka anak-anak mereka memanjat pohon dibanding belajar alfabet melalui flash card. Anak-anak juga didorong untuk bermain di luar rumah ketimbang menghapal pelajaran. Nah, ketahui pola asuh apa saja yang mereka terapkan sehingga sering disebut sebagai pola asuh terbaik untuk anak: Menghirup udara segar Mayoritas orangtua di negara Skandinavia selalu ingin buah hatinya menghirup udara segar setiap hari sehingga ada kebiasaan membiarkan bayi mereka tidur siang di luar rumah. Bahkan saat musim dingin dan udara membeku,…
Read More
Benarkah Anak Jadi Kreatif Dengan Banyak Mainan?

Benarkah Anak Jadi Kreatif Dengan Banyak Mainan?

Artikel, Artikel Anak
[caption id="attachment_4238" align="alignleft" width="300"] Foto: dream.co.id[/caption] Harus diakui, dunia anak memang mayoritas diisi dengan bermain. Tetapi terlalu banyak memiliki mainan justru berdampak buruk pada kreativitas anak. Anak-anak yang memiliki banyak mainan akan mudah teralihkan atau kurang fokus serta tidak menikmati waktu main yang berkualitas. Hal ini didasrkan penelitian yang dilakukan tim Universitas Toledo, Ohio, Amerika Serikat, yang melibatkan 36 anak balita. Para balita itu diajak main di ruangan bermain selama 30 menit dengan hanya 4 mainan atau 16 mainan. Ternyata, anak balita menjadi lebih kreatif saat mereka hanya punya beberapa mainan untuk dimainkan. Mereka juga akan memainkan setiap mainan itu dua kali lebih lama dan lebih mengeksplorasi permainannya. Tim peneliti menyarankan agar orangtua, guru, atau pengasuh di tempat penitipan anak mengurangi jumlah mainan dan merotasi mainannya secara berkala. Tujuannya agar…
Read More
Makanan Sehat Bikin Anak Lebih “Pede”

Makanan Sehat Bikin Anak Lebih “Pede”

Artikel, Artikel Anak
[caption id="attachment_4229" align="alignleft" width="300"] Foto: wajibbaca.com[/caption] Riset mengungkapkan bahwa anak-anak yang senang mengonsumsi makanan sehat cenderung lebih gembira, memiliki kepercayaan diri yang baik, dan jarang mengalami masalah emosional dan dalam pertemanan. Itu sebabnya mereka pun memiliki risiko lebih kecil menjadi korban bully dari teman-temannya. Demikian menurut kesimpulan dari penelitian terhadap 7.675 anak-anak berusia 2 sampai 9 tahun, dari 8 negara Eropa - Belgia, Siprus, Estonia, Jerman, Hongaria, Spanyol, dan Swedia. Sayangnya, mendorong anak-anak untuk mengonsumsi makanan sehat bukanlah hal yang mudah. Kebanyakan dari mereka lebih menyukai makanan olahan atau cepat saji yang dianggap lebih enak di lidah. Dalam penelitian ini para periset meminta orangtua untuk melaporkan seberapa sering anak mereka makan makanan dari daftar 43 item makanan yang disediakan oleh para peneliti. Setelah itu, periset menentukan Skor Kesejahteraan Diet Sehat (HDAS)…
Read More
Waspadai Hoax Seputar Kesehatan Anak

Waspadai Hoax Seputar Kesehatan Anak

Artikel, Artikel Anak
[caption id="attachment_4226" align="alignleft" width="200"] Foto: madu-uray.com[/caption] Ada banyak berita hoax atau mitos di dunia kesehatan yang bila dicermati secara detail memiliki efek yang buruk pada masa depan, baik itu terhadap individu maupun masyarakat. Mitos berasal dari banyak hal, dari pengalaman, hingga dari informasi yang salah dari sumber tertentu. Misalnya dalam kasus susu kental manis (SKM), banyak masyarakat yang masih percaya bahwa SKM bisa menggantikan ASI, atau memiliki tingkat nutrisi yang sama dengan susu. Lalu, ada mitos soal vaksin bisa menyebabkan autisme, yang sebenarnya adalah kesalahan yang fatal karena tidak terbukti dengan penelitian yang valid. Generasi muda saat ini harus lebih bijak memahami berita mana yang benar atau sesuai dengan fakta. Sayangnya, di Indonesia banyak berita hoax yang menjadi acuan dalam mengambil keputusan, terlebih lagi pengambilan keputusan dalam membesarkan buah hati.…
Read More
Anak Mulai Pubertas? Simak Peran Ibu Berikut

Anak Mulai Pubertas? Simak Peran Ibu Berikut

Artikel, Artikel Anak
[caption id="attachment_4214" align="alignleft" width="300"] Foto: alimustikasari.com[/caption] Remaja memerlukan pendamping ketika memasuki masa pubertas. Di sinilah peran ibu diperlukan. Hal ini diungkapkan Elizabeth Santosa MPsi Psi ACC, psikolog ahli bidang perempuan. Menurutnya, memasuki masa pubertas, di mana untuk perempuan ditandai dengan menstruasi, merupakan hal yang besar bagi kebanyakan remaja perempuan. Diperlukan sosok yang paling dipercaya para remaja untuk mendampinginya memasuki masa penting ini. “Di sinilah peranan ibu yang tidak tergantikan, juga sebagai wujud ikatan antara ibu dan anak perempuannya,” ujarnya. Dia melanjutkan, masing-masing ibu dan anak remaja perempuan memiliki wujud ikatan yang beragam. Elizabeth menekankan, bagaimanapun tetap diperlukan adanya pembicaraan dari hati ke hati, termasuk membahas seputar menstruasi dan reproduksi. Dia menyarankan para ibu untuk memperhatikan timing dalam menyampaikan informasi mengenai hal ini kepada anak remaja perempuannya. Ibu sebaiknya memulai percakapan…
Read More