Mengenal Gejala Awal Penyakit Usus Buntu

Mengenal Gejala Awal Penyakit Usus Buntu

Artikel Umum, Artikel
[caption id="attachment_5606" align="alignleft" width="300"] Foto: dedaunan.com[/caption] Banyak orang mengabaikan sakit di bagian perut sebelah kanan dan menganggapnya hanya sakit biasa. Padahal, itu bias menjadi gejala awal penyakit usus buntu. Penyakit usus buntu umumnya baru dirasakan ketika sudah meradang, pecah, dan mengalami infeksi. Masalah usus buntu ini bisa menyebabkan rasa sakit dan bahkan harus dirawat dengan cara operasi. Berbagai macam bisa jadi penyebab munculnya penyakit ini. Dilansir dari Health Me Up, berikut beberapa gejala awal yang menandai seseorang tengah mengalami usus buntu. Sakit di bagian pusar Gejala pertama usus buntu adalah rasa tak nyaman atau sakit pada bagian pusar. Rasa sakit ini selanjutnya akan bergerak ke perut bagian bawah secara perlahan. Rasa sakit kian parah Awalnya rasa sakit akan terasa biasa saja, namun dalam hitungan jam bisa menjadi semakin parah dan…
Read More
Ini 5 Cara Menyenangkan Ajar Nasionalisme Pada Anak

Ini 5 Cara Menyenangkan Ajar Nasionalisme Pada Anak

Artikel Anak, Artikel
[caption id="attachment_5600" align="alignleft" width="300"] Foto: .rockingmama.id[/caption] Rasa nasionalisme pada anak-anak sejatinya bisa ditumbuhkan oleh orangtua. Ini sangatlah penting ditengah semakin pesatnya arus globalisasi, rasa nasionalisme di kalangan pemuda bisa terkikis perlahan-lahan. Kini ada kecenderungan anak-anak lebih suka memakai bahasa asing untuk berkomunikasi dibandingkan bahasa ibu sendiri, yaitu Bahasa Indonesia. Sebagai orangtua, di sini beberapa cara seru yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme anak-anak. Menonton film edukasi Indonesia Tidak kalah dari negara-negara lain, industri film di Indonesia juga semakin berkibar. Agar anak-anak bisa makin mencintai negerinya, ia bisa diajak untuk menonton film sejarah ataupun edukasi. Misalnya saja, ada film Kartini dan Soekarno yang menceritakan jasa pahlawan nasional, atau film Laskar Pelangi dan Cahaya dari Timur yang bisa menyemangati anak untuk belajar dan berprestasi setinggi mungkin. Mengunjungi museum Salah satu cara…
Read More
Hidup Sehat Cukup Dengan Cara Sederhana

Hidup Sehat Cukup Dengan Cara Sederhana

Artikel Umum, Artikel
[caption id="attachment_5588" align="alignleft" width="254"] Foto: habitatindonesia.org[/caption] Setiap orang tentu ingin hidup sehat dan memiliki tubuh yang selalu bugar. Seringkali orang beranggapan, untuk hidup sehat itu mahal dan menyengsarakan. Padahal, tidak serumit itu. Beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya: Berhenti melakukan hal-hal dalam hidup yang tidak sehat atau buruk bagi diri sendiri. Bagi banyak orang, hal ini tidak mudah. Meski begitu, penting untuk melakukan langkah positif setiap harinya meskipun hanya hal kecil. Mulai melakukan hal-hal yang membawa manfaat kesehatan dan kesejahteraan diri. Terus konsisten melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi kesehatan. Dengan menanamkan pikiran tersebut dalam diri, Anda akan cenderung lebih mudah untuk membiasakan diri dengan hal-hal positif. Berikut beberapa kebiasaan positif yang bisa mulai kamu terapkan dengan rutin untuk mendapatkan tubuh yang lebih sehat, berdasarkan saran dari experienced strength and…
Read More
Astaga Remaja Perfeksionis Rentan Depresi

Astaga Remaja Perfeksionis Rentan Depresi

Artikel Anak, Artikel
[caption id="attachment_5582" align="alignleft" width="300"] Foto: sehat.link[/caption] Ternyata, penyebab lain remaja bisa mengalami stres dan depresi adalah perfeksionis dan ambisius, selain kerap mendapat perlakuan diskriminatif maupun bully dari luar. Hal ini dikatakan dr Nova Riyanti Yusuf, SpKJ., di Jakarta, beberapa waktu lalu. “Remaja stres disebabkan oleh perfeksionisme dalam diri, terlalu ambisius. Misal gak bawa pensil alis bisa stres sendiri,” kata Nova Riyanti. Rasa ambisius terkadang dibutuhkan bagi remaja untuk mendorong mereka dalam melakukan sesuatu. Namun, ambisi bisa bersifat negatif apabila tidak diimbangi dengan realitas secara nyata. “Pengin kurus seperti Kendall Jenner tapi pas jajan di kantin makannya mi instan dua bungkus, ya nggak nyambung,” tambahnya. Remaja juga kerap kali dituntut untuk melakukan sesuatu secara sempurna, baik oleh keluarga maupun lingkungan. “Masa remaja itu masa serba nanggung. Pinter salah, enggak pinter makin…
Read More
Gaya Hidup Faktor Dominan Pencetus Kanker

Gaya Hidup Faktor Dominan Pencetus Kanker

Artikel Umum, Artikel
[caption id="attachment_5585" align="alignleft" width="279"] Foto: hellosehat.com[/caption] Gaya hidup dan lingkungan menjadi factor yang dominan terjadinya kanker. Hal ini dikatakan Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof Dr dr Aru W. Sudoyo, SpPD KHOM, FINASIM, FACP, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Prof Aru mencontohkan, merokok atau tidaknya, rutin atau tidaknya olahraga, cara makan, dan perkembangan berat badan. “Ya karena memang sudah ada suatu paparan terhadap bahan karsinogen selama hidupnya berpuluh tahun dan juga orang kalau sudah ada kelemahan dari gennya di mana ada tambahan sedikit bisa jadi,” tuturnya. Sementara itu, Soehartati Gondhowiardjo MD. PhD, Ketua Perhimpunan Onkologi Radiasi Indonesia, membenarkan apa yang dikatakan oleh Prof Aru. Lebih jelas, ia menjabarkan hal ini lebih lanjut. “Itu merupakan kemungkinan. Saat ini data kanker adalah 1,4 per 1.000, tapi kalau dengan kita menjalani hidup sehat…
Read More
Banyak Konsumsi Gula Anak Cenderung Berperilaku Buruk

Banyak Konsumsi Gula Anak Cenderung Berperilaku Buruk

Artikel Anak, Artikel
[caption id="attachment_5579" align="alignleft" width="300"] Foto: sahabatnestle.co.id[/caption] Sebuah penelitian mengungkapkan, bahwa makanan dan minuman yang mengandung banyak gula itu meningkatkan perilaku berisiko pada anak usia 11 hingga 15 tahun. Anak-anak cenderung menjadi brutal, minum alkohol, dan merokok. Anak-anak hampir tiga setengah kali lebih cenderung menjadi pengganggu bila mereka makan banyak permen dan minuman berenergi, sebuah penelitian menemukan fakta tersebut. Penelitian lain mengungkapkan bahwa kadar gula tinggi membuat anak lebih berpotensi dua kali lebih banyak terlibat perkelahian, dan 95 persen cenderung menjadi pemabuk, demikian laporan Dailymail. Para peneliti di belakang penelitian ini berkata bahwa minuman berenergi memperburuk perilaku anak lebih dari cokelat atau permen karena di dalamnya mengandung kafein juga. Penelitian yang dilakukan Bar Ilan University di Israel terhadap 137.284 anak usia 11, 13, atau 15 tahun dan hidup di 25 negara…
Read More
Memahami Istilah Akut dan Kronis pada Penyakit

Memahami Istilah Akut dan Kronis pada Penyakit

Artikel Umum, Artikel
[caption id="attachment_5569" align="alignleft" width="300"] Foto: www.alodokter.com[/caption] Berbagai penyakit sering diberi embel-embel akut ataupun kronis, namun sesungguhnya apa arti dari kedua kata tersebut? Walau sering sekali digunakan, namun banyak orang yang tidak benar-benar memahami arti dan perbedaan dari kedua kata ini. Dilansir dari Diffen, kondisi akut adalah ketika gejala penyakit seseorang tiba-tiba muncul dan memburuk secara cepat. Sementara itu, kondisi kronis merupakan penyakit yang berkembang secara bertahap dan menjadi semakin buruk seiring waktu. Rasa sakit yang akut muncul pada tubuh secara seketika dan merupakan signal bagi tubuh untuk menyembuhkan luka seperti ketika jatuh, terantuk, dan lain sebagainya yang kemudian akan semakin berkurang seiring waktu. Pada penyakit akut seperti flu atau pilek, hal yang sama juga terjadi. Penyakit akan muncul secara tiba-tiba, memburuk dalam waktu yang singkat, namun kemudian menghilang. Sakit akut…
Read More
Kejiwaan Remaja Masalah Serius yang Butuh Perhatian Besar

Kejiwaan Remaja Masalah Serius yang Butuh Perhatian Besar

Artikel Anak, Artikel
[caption id="attachment_5563" align="alignleft" width="300"] Foto: www.cnnindonesia.com[/caption] Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan gangguan kejiwaan pada remaja umumnya muncul pada usia 14 tahun, tapi sebagian besar tidak terdeteksi dan mendapatkan pengobatan. Menurut dr Nova Riyanti Yusuf SpKJ., Ketua Dewan Pakar Badan Kesehatan Jiwa (Bakeswa) Indonesia, secara global, depresi menjadi gangguan kejiwaan dan penyebab disabilitas terbanyak pada remaja. Bunuh diri menjadi penyebab ketiga terbesar kematian pada usia 15 hingga 19 tahun. “Oleh karena itu, dalam Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang diperingati setiap 10 Oktober, tema yang diangkat pada tahun ini ialah Kesehatan jiwa remaja,” ujar Nova dalam diskusi media terkait dengan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Munculnya gangguan kesehatan jiwa pada usia remaja, terang Nova, terkadang tidak diperhatikan secara serius. Ia mencontohkan yang umum dialami remaja, seperti rasa khawatir berlebihan dan gangguan makan,…
Read More
Ternyata Tidak Masalah Konsumsi Banyak Gula, Asalkan…

Ternyata Tidak Masalah Konsumsi Banyak Gula, Asalkan…

Artikel Umum, Artikel
[caption id="attachment_5566" align="alignleft" width="300"] Foto: www.hotmagz.com[/caption] Terlalu banyak gula yang dikonsumsi dalam sehari dapat menyebabkan munculnya berbagai macam masalah seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, serta pembengkakan yang dapat berujung pada banyak kondisi kronis. Namun jangan buru-buru buang semua sumber gula terutama dari buah atau susu. Dilansir dari Men's Health, gula alami yang muncul dari buah (fruktosa) serta produk susu (laktosa) ternyata adalah dua jenis gula yang diperbolehkan. Sedangkan berbagai jenis gula tambahan seperti gula putih, gula coklat, dan berbagai gula bentuk cair yang sudah mengalami pemrosesan sebaiknya dihindari. Lalu kenapa gula alami ini dianggap cukup baik untuk dikonsumsi tanpa batasan? Hal pertama adalah karena terkandung pada gula dan susu yang menyebabkan untuk mengonsumsi gula jenis ini secara banyak maka kita harus memakan atau meminum buah dan susu tersebut. Konsumsi buah…
Read More
Anak-anak Butuh Gizi Seimbang

Anak-anak Butuh Gizi Seimbang

Artikel Anak, Artikel
[caption id="attachment_5560" align="alignleft" width="300"] Foto: www.futuready.com[/caption] Di masa pertumbuhan, setiap anak berhak untuk mendapatkan asupan gizi seimbang, terutama pada 1000 hari pertama sejak kelahirannya. Menurut Endang Achadi, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, “1.000 hari pertama kehidupan, merupakan momen sangat penting untuk mengatur gizi si kecil agar tetap seimbang. Begitu juga dengan sang ibu. Hal ini bisa menjamin kualitas hidup anak hingga dewasa”. Gizi yang seimbang bisa diperoleh dengan mengonsumsi menu makan bayi penuh gizi dan sesuai porsi. Endang pun memberikan rumus agar menu makanan untuk anak terjamin aspek gizinya. “Secara umum, setengah piring makan terdiri dari makanan pokok yang sedikit lebih banyak dari lauk pauk. Separuhnya lagi, sayur yang banyak dan buah. Dan protein hewani agar asupan asam amino esensialnya terpenuhi,” ungkap Endang. Anak-anak suka sekali dengan makanan…
Read More