
Penelitian terkini menyebutkan kelainan ginekologi umum seperti endometriosis dan fibroid uterus, dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian dini. Angka kematian dini karena sebab apa pun untuk wanita dengan endometriosis yang terkonfirmasi adalah 2 per 1.000 orang per tahun, dibandingkan dengan 1,4 per 1.000 untuk mereka yang tidak mengidapnya.
Ginekologi (SpOG) adalah cabang ilmu kedokteran yang fokus mempelajari masalah seputar reproduksi wanita. Sedangkan ginekolog adalah dokter spesialis kesehatan wanita yang menangani sistem reproduksi wanita. Seorang dokter ginekologi memiliki peran untuk mendiagnosis masalah organ reproduksi, melakukan pemeriksaan, dan memberikan pengobatan. Peran dokter ginekologi ini penting, mengingat tingkat risiko penyakit pada wanita yang semakin tinggi.
Setelah memperhitungkan faktor-faktor seperti usia, berat badan, kualitas diet, aktivitas fisik, dan status merokok, individu dengan endometriosis 31 persen lebih mungkin meninggal dini (sebelum usia 70 tahun) dibandingkan dengan mereka yang tidak mengidap gangguan ini. Mayoritas kematian itu disebabkan oleh kanker ginekologi.
Walaupun fibroid rahim tidak dikaitkan dengan kematian dini karena segala sebab, kondisi tersebut meningkatkan risiko kematian akibat kanker ginekologi. Sementara selama 30 tahun, terdapat 4.356 kematian dini, termasuk 1.459 akibat kanker dan 304 akibat penyakit kardiovaskular.
Endometriosis adalah kelainan reproduksi kronis yang menyerang sekitar 10 persen wanita usia reproduksi. Kondisi itu terjadi ketika jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim, yang menyebabkan gejala seperti nyeri haid yang parah, nyeri panggul kronis, kembung, mual, kelelahan, dan infertilitas. Tidak ada obat permanen untuk kondisi itu sehingga pengobatannya melibatkan penanganan gejala.
Fibroid adalah pertumbuhan nonkanker pada dinding rahim yang dapat menyebabkan gejala seperti perdarahan menstruasi berat, nyeri punggung, dan sering buang air kecil. Sekitar 40 persen hingga 80 persen wanita memiliki fibroid rahim. “Wanita yang memiliki riwayat endometriosis dan fibroid rahim mungkin memiliki risiko kematian dini jangka panjang yang meningkat hingga melampaui masa reproduksinya,” para peneliti menyimpulkan.
Kondisi itu juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat kanker ginekologi. Endometriosis dikaitkan dengan risiko kematian non-kanker yang lebih tinggi. “Temuan ini menyoroti pentingnya bagi penyedia layanan kesehatan primer untuk mempertimbangkan gangguan ginekologi ini dalam penilaian kesehatan wanita,” tulis mereka dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal BMJ.
Dalam studi berskala besar, para peneliti menganalisis 110.091 wanita dari Nurses’ Health Study II, berusia 25-42 tahun pada 1989. Para peserta tidak pernah menjalani histerektomi, penyakit kardiovaskular, atau kanker sebelumnya. Diagnosis endometriosis (melalui laparoskopi) dan fibroid (melalui USG atau histerektomi) dilaporkan sendiri setiap dua tahun sejak tahun 1993.
Para peneliti memperingatkan bahwa studi itu bersifat observasional yang mengandalkan data yang dilaporkan sendiri sehingga entan terhadap kesalahan. Selain itu peserta studi sebagian besar adalah pekerja kesehatan kulit putih sehingga emuan mungkin tidak dapat digeneralisasikan kepada populasi lain.
Organ reproduksi wanita adalah bagian penting yang perlu mendapatkan perhatian. Pasalnya, jika tidak di jaga dengan baik, terdapat potensi untuk terjadinya beragam infeksi. Bila tidak dijaga dengan baik, bisa menyebabkan berbagai komplikasi, bahkan sampai kanker.
Kanker ginekologi merupakan jenis kanker yang hanya menyerang organ reproduksi wanita. Jenis dari kanker ginekologi beragam, mulai dari kanker serviks, kanker rahim, kanker ovarium, kanker vagina, dan kanker vulva. Konon, semua wanita berisiko terkena kanker ginekologi. Tapi kanker ginekologi sering kali masih bisa ditangani. Selama tanda-tanda dari penyakit ini dikenali sejak awal. Sebab, perawatan yang paling efektif adalah ketika kanker ditemukan pada tahap awal.
Faktor Penyebab
Faktor Usia
Salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker ginekologi ialah usia tua. Rata-rata penderita kanker rahim merupakan wanita berusia 60-an tahun. Menjaga kesehatan dengan melakukan pemeriksaan ginekologi secara berkala sejak dini bisa menjadi salah satu upaya untuk mencegah penyakit ini.
Faktor Keturunan
Seorang wanita yang dalam keluarganya memiliki riwayat kanker pada organ reproduksi, memiliki risiko untuk mengalami hal yang sama. Melakukan pemeriksaan berkala merupakan hal praktis yang dapat dilakukan untuk mencegah terdeteksinya kanker saat stadiumnya sudah berat.
Berat Badan Berlebih
Pada wanita dengan berat badan berlebih, jumlah sel lemak dalam tubuh memiliki jumlah yang tinggi. Akibatnya, jumlah hormon estrogen dalam tubuh wanita akan meningkat. Hal tersebut bisa menjadi pemicu timbulnya masalah kanker ginekologi.
Pemeriksaan
Beberapa hal yang bisa ditangani oleh dokter ginekologi dalam pemeriksaan ginekologi pada wanita antara lain:
- Masalah yang berkaitan dengan kehamilan, kesuburan, permasalahan menstruasi dan menopause
- Program keluarga berencana, yang di dalamnya termasuk kontrasepsi dan sterilisasi
- Adanya indikasi penyakit pada organ kewanitaan, seperti kanker serviks, tumor jinak, kista ovarium dan fibroid
- Mengalami sindrom ovarium polikistik
- Penyakit seksual yang menular
- Masalah seksualitas yang berkaitan dengan hubungan sesama jenis atau biseksual
- Disfungsi seksual
Gangguan ginekologi adalah berbagai penyakit yang menyerang organ reproduksi wanita, di antaranya:
- Fibroid
Pertumbuhan massa non-kanker di dinding rahim yang dapat dialami oleh 30% wanita dalam usia produktif. - Kista
Kantung berisi cairan di ovarium yang bisa bersifat jinak atau ganas. Kista jinak biasanya tidak menimbulkan gejala dan hilang dengan sendirinya. - Endometriosis
Kondisi di mana sel-sel lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim, seperti di ovarium, tuba falopi, dan ligamen ovarium. - Kanker ginekologi
Kanker yang menyerang organ reproduksi wanita, seperti kanker vagina, vulva, serviks, ovarium, dan rahim. - Mioma uteri
Tumor jinak yang terdapat pada lapisan dinding rahim yang terdiri dari otot dan jaringan fibrosa. - Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Penyakit yang sering menyebabkan masalah kesuburan. - Infeksi menular seksual (IMS)
Penyakit yang bisa ditularkan melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan penderita IMS. - Radang panggul
Infeksi pada organ reproduksi wanita. - Rahim turun (prolaps uteri)
Kondisi di mana posisi rahim turun hingga ke vagina atau keluar dari bagian tersebut. - Interstitial cystitis
Penyakit lain yang bisa menyerang organ reproduksi wanita, juga dikenal sebagai sindrom nyeri kandung kemih. (RN)