Mau Inseminasi? Ini yang Harus Dipersiapkan Kaum Pria

Artikel ini telah direview oleh

Inseminasi

Mau Inseminasi? Ini yang Harus Dipersiapkan Kaum Pria
Foto: morulaivf.com

Dokter spesialis andrologi lulusan Universitas Airlangga dr. William Sp. And mengatakan pria atau suami perlu melakukan beberapa persiapan untuk mengoptimalkan kondisi sperma dalam upaya meningkatkan peluang kehamilan dalam proses inseminasi atau IUI (intra uterine insemitation).

“Mungkin bisa diinseminasi setelah kita optimalkan dulu kondisinya. Mungkin pakai obat-obatan tertentu, atau ada kondisi lainnya mungkin hormonnya enggak bagus, bisa optimalkan, kalau sudah mencapai standar syarat minimal, itu bisa kita usahakan untuk inseminasi,” kata William.

William mengatakan mengoptimalkan kondisi sperma bisa dilakukan dengan memperbaiki faktor risiko seperti tekanan darah, gula darah dan kolesterol tinggi serta memperbaiki pola hidup tidak sehat seperti banyak makan junk food atau malas bergerak.

Kondisi lain yang perlu diperbaiki adalah jika adanya gangguan hormonal maka perlu distabilkan sampai batas yang bagus agar produksi sperma baik, dan memperbaiki disfungsi seksual.

“Spermanya ada, tapi dia mungkin susah ereksi gimana mau penetrasi, menyalurkan spermanya itu enggak bisa,” katanya. William mengatakan dalam upaya inseminasi pihak suami juga perlu menjaga dan meningkatkan kualitas sperma agar bisa terjadi pembuahan pada indung telur. Salah satunya adalah menjaga berat badan ideal dan melakukan olahraga ringan sampai sedang misalnya jalan santai, senam, yoga, jogging atau bersepeda. William menyarankan untuk tidak melakukan olahraga berat atau ekstrem agar aliran darahnya lebih baik dan tidak kelelahan yang bisa menurunkan kualitas sperma.

Kesuburan pria dalam menghasilkan sperma yang baik juga tergantung dari jam tidur yang optimal, yakni 7-8 jam pada saat tidur malam. Tidur cukup juga berpengaruh pada hormon testosteron pria untuk memproduksi pematangan sperma yang baik.

“Kalau di cowok, ini cukup penting, testosteron pada pria ada jam-jamnya, dia akan mulai diproduksi biasanya tengah malam, sekitar jam 12 malam, dan mencapai puncaknya di pagi hari jam 6 sampai jam 9,” kata William.

Dia mengatakan nutrisi juga penting dalam membentuk sperma yang baik agar proses inseminasi berjalan lancar, dan banyak mengonsumsi sayur dan buah berwarna-warni. Selain itu juga penting untuk menjaga suhu testis di antara 33-34 derajat dan tidak menggunakan celana ketat, serta memerhatikan waktu produksi sperma yang baik antara 2-3 bulan. Pria juga perlu memberikan jeda untuk tidak mengeluarkan sperma dalam 2-3 hari sebelum proses pengambilan sperma agar kualitas yang dihasilkan baik dan berkualitas.

Baca juga:  Hati-hati, Terjadi Gangguan Fisik Akibat Oversleeping

Faktor menentukan

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan subspesialis fertilitas endokrinologi dan reproduksi dr. Shanty Olivia S. J Sp.OG Subsp F.E.R mengatakan ada beberapa faktor yang menentukan kapan sepasang suami istri perlu melakukan prosedur inseminasi untuk meningkatkan peluang kehamilan.

Dokter lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan ada beberapa faktor yang disarankan untuk dilakukan inseminasi yakni pada pasien dengan unexplained infertility atau gangguan kesuburan yang tidak diketahui, endometriosis ringan, faktor gangguan sperma khususnya gangguan pergerakan atau jumlah yang sifatnya ringan.

“Kemudian faktor apakah ada gangguan penyakit tertentu yang membutuhkan pencucian khusus seperti infeksi hepatitis, infeksi HIV, atau hepatitis C, faktor penyempitan di leher rahim si wanitanya dan gangguan ovulasi,” jelas Shanty.

Ia mengatakan, ada beberapa syarat yang mendukung keberhasilan inseminasi yaitu dari pihak istri wajib memiliki rahim dan saluran tuba yang sehat karena hasil pembuahannya akan menempel ke rongga rahim. Sementara saluran tuba tempat tersimpannya telur tidak boleh tersumbat untuk mempermudah proses masuknya sperma ke saluran telur.

Dia juga menambahkan istri harus memiliki siklus ovulasi yang baik agar ada telur yang siap dipecahkan dari indung telur untuk dibuahi. Dan yang perlu diperhatikan adalah terkait usia yakni sebaiknya di bawah 40 tahun.

“Sebaiknya berusia di bawah 40 tahun karena memang selain jumlah dan juga kualitas telur seorang perempuan itu akan menurun drastis jika usianya di atas 40, beberapa penelitian mengatakan bahwa idealnya di bawah 38 tahun boleh dilakukan inseminasi,” katanya.

Shanty mengatakan faktor dari suami juga menentukan peluang keberhasilan inseminasi yaitu tidak boleh mengalami gangguan sperma berat seperti Azoospermia yang tidak ada sperma sama sekali atau sedikit sekali.

Ia juga mengatakan angka keberhasilan inseminasi 10-20 persen, namun tetap menjadi jalan keluar untuk meningkatkan peluang kehamilan jika pembuahan tidak terjadi setelah satu tahun teratur berhubungan. Beberapa faktor gagalnya inseminasi antara lain sperma tidak berhasil membuahi sel telur, tidak terjadi pertumbuhan embrio, dan embrio tidak menempel pada rahim.

Baca juga:  Ini 5 Cara Agar Anak Memiliki Sifat Welas Asih

Program kehamilan seperti inseminasi buatan bisa dilakukan oleh pasangan yang telah menikah lama, namun belum juga dikaruniai buah hati. Namun tidak jarang inseminasi buatan tidak juga berhasil dilakukan.

Inseminasi berhasil

Dokter spesialis kandungan dan kebidanan dari Klinik Fertilitas Indonesia RS Sari Asih Karawaci dr.H.Agung Budi Hartono, Sp.OG menjelaskan terdapat empat faktor penting untuk membuat inseminasi buatan berhasil dilakukan.

“Faktor terpenting itu adalah doa, niat, usaha dan dana,” ujar Agung seraya mengatakan inseminasi buatan bisa dicoba dilakukan hingga tiga kali. Namun bila belum berhasil juga, Agung mengatakan pasangan yang mendambakan buah hati bisa mencoba program kehamilan lainnya seperti bayi tabung.

“Karena dari berbagai studi menunjukkan angka keberhasilan inseminasi keempat dan seterusnya tidak lebih baik sedangkan usia istri makin bertambah,” jelas Agung.

Agung menambahkan salah satu tips sukses untuk program adalah kehamilan jangan menunggu hingga usia istri semakin menua. Karena usia istri lebih muda menjadikan kemungkinan hamil menjadi lebih besar. “Selain itu baik suami maupun istri harus memperbaiki gaya hidup dengan pola hidup yang lebih sehat, menjaga berat badan ideal, hindari rokok dan alkohol, dan olahraga teratur,” kata Agung.

Inseminasi buatan atau Intrauterine Insemination (IUI) merupakan program kehamilan dengan metode mendekatkan sperma (yang sudah melalui proses washing sperm) dengan sel telur secara natural di dalam rahim. Tujuannya yakni meningkatkan jumlah sperma yang berhasil sampai di tuba falopi. Dengan begitu, metode ini diharapkan mampu meningkatkan kesempatan sel telur untuk dibuahi sperma.

“Syarat mengikuti program inseminasi adalah pasangan merupakan suami istri yang sah, usia istri kurang dari 40 tahun, jumlah sperma suami lebih dari 10 juta, motilitas sperma A+B lebih dari 25 persen dan kedua tuba istri paten,” jelas Agung. (RN)

× Hubungi kami!