Pandemi, Anak Bisa Alami Kecemasan Tinggi

Artikel ini telah direview oleh
Pandemi, Anak Bisa Alami Kecemasan Tinggi
Foto: mommiesdaily.com

Pandemi, Anak Bisa Alami Kecemasan Tinggi

Perubahan yang dialami anak-anak di masa pandemi ini banyak melahirkan kecemasan. Mulai dari cerita-cerita seram hingga merasa terisolasi dari teman sepermainan.

“Pada banyak anak (yang mengalami kecemasan), mereka akan mengalami mimpi yang jelas, tidur terganggu, masalah seputar makan, dan lainnya,” jelas psikoterapis Noel McDermott. Dia mengatakan anak-anak kecil cenderung berupaya menyembunyikan perasaannya ketika merasa cemas. Hal ini mereka lakukan untuk ‘melindungi’ orangtua mereka dari kecemasan yang dirasakan.

Akan tetapi, sambungnya, kondisi itu akan terihat dengan cara lain. Salah satunya terihat ketika anak melakukan permainan pura-pura. Dalam permainan pura-pura tersebut, anak yang memiliki kecemasan biasanya menuangkan kecemasan mereka ke dalam cerita di permainan pura-pura tersebut. Misalnya, memasukkan cerita tentang ayah dan ibu mengalami sakit dan membutuhkan bantuan rumah sakit ke dalam permainan pura-pura mereka.

“Sedangkan pada remaja, kecemasan seringkali terlihat sebagai diskoneksi (‘Saya tidak peduli, saya tidak mau bicara tentang itu’) dan melalui perilaku penghindaran,” katanya. McDermott mengatakan penghindaran dan sikap menunda-nunda merupakan tanda klasik dari kecemasan. Pada anak yang lebih tua, kecemasan juga tampak lebih sering dilaporkan orangtua di masa pandemi.

Baca juga:  Ternyata Mencorat-Coret Baik Untuk Kesehatan Mental

Bila melihat tanda-tanda ini dan mencurigai anak mengalami gangguan kecemasan, bantuan dari orangtua akan sangat berperan penting. Dalam hal ini, orangtua perlu melakukan upaya-upaya untuk menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan emosi anak.

Parenting di kala pandemi bukan hal yang mudah,” ungkap McDermott. Salah satu upaya yang bisa dilakukan orangtua adalah membantu anak merasa aman. Hal lain yang dapat dilakukan adalah memastikan anak menjalani rutinitas yang sehat serta membantu anak mengelola emosi dan perilakunya.

Yang tak kalah penting adalah orangtua juga perlu menunjukkan sikap positif di rumah. Sikap positif dari orangtua akan ‘menular’ juga kepada anak-anak mereka.

“Bila orangtua khawatir mengenai kesehatan mental anak, tak usah takut untuk meminta dukungan dari dokter,” saran McDermott. (RN)

× Hubungi kami!