Persaudaraan yang Sehat Bantu Lansia Perkuat Fungsi Kognitif

Artikel ini telah direview oleh
Persaudaraan yang Sehat Bantu Lansia Perkuat Fungsi Kognitif
Foto: infopublik.com

Hubungan dengan saudara kandung sering digambarkan sebagai hubungan ‘frenemies’ terbaik. Satu saat, mereka berebut remote TV, tapi di saat lain, mereka rela saling melindungi di hadapan orangtua.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam “The Journals of Gerontology: Series B” mengungkap manfaat kognitif dari hubungan yang erat dengan saudara kandung. Dikutip dari The Hindustan Times, studi ini menemukan bahwa hubungan positif sejak masa kanak-kanak hingga dewasa dapat membantu menjaga kemampuan kognitif di usia tua.

Tak heran, saudara kandung bisa membuat kita tetap “waspada” hingga usia senja. Peneliti membagi interaksi antara saudara kandung di masa kecil menjadi dua jenis: positif dan negatif. Interaksi positif mencakup dukungan, pelukan, saling membantu, dan perilaku sehat lainnya yang mendukung kesehatan kognitif di usia tua.

Mereka yang memiliki interaksi positif di masa kecil cenderung tetap menjalin hubungan dekat saat dewasa. Sebaliknya, interaksi negatif, seperti pertengkaran atau konflik, ternyata tidak banyak memengaruhi dinamika hubungan di masa dewasa.

Yang lebih merusak hubungan saudara kandung adalah lingkungan keluarga yang disfungsional, seperti kekerasan, pengabaian, atau konflik dalam keluarga.

Dalam studi tersebut, hubungan saudara kandung di masa dewasa dinilai berdasarkan dua parameter utama, yaitu kedekatan emosional dan frekuensi kontak. Hubungan yang positif di masa kecil meningkatkan peluang hubungan dekat di masa dewasa. Namun, hubungan negatif saat kecil tidak selalu berarti hubungan akan berakhir buruk di masa dewasa.

Justru, lingkungan keluarga yang penuh kekerasan dan pengabaian memiliki dampak lebih besar, sering kali membuat saudara kandung terasing satu sama lain. Studi ini juga menunjukkan bahwa hubungan sosial yang positif, termasuk hubungan dengan saudara kandung dapat mengurangi stres, meningkatkan proses mental, dan mendukung kesehatan mental secara keseluruhan. Interaksi rutin antara saudara kandung di masa dewasa, seperti melalui kunjungan atau telepon, menjadi faktor penting dalam mendukung kesehatan kognitif. Kontak ini memberikan stimulasi mental dan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan, membantu melindungi dari penurunan kognitif terkait usia.

Pengalaman masa kecil yang penuh tekanan menjadi penghalang utama hubungan saudara kandung di masa dewasa. Kehilangan salah satu hubungan terdekat dan seumur hidup ini dapat berdampak buruk pada kesehatan kognitif, terutama jika pengalaman tersebut menyebabkan renggangnya hubungan atau bahkan keterasingan. Saudara kandung, meskipun terkadang menyebalkan, ternyata bisa menjadi “penjaga” kesehatan mental kita hingga usia lanjut.

Baca juga:  Sinusitis Bisa Gegara Ada Bakteri Dalam Mulut

Dukungan saudara kandung penting bagi lanjut usia (lansia) karena dapat memberikan dukungan emosional dan membuat lansia merasa sejahtera. Dukungan dari keluarga dapat membantu lansia dalam berbagai hal, seperti:

  1. Membuat lansia bahagia
    Keluarga dapat mengajak lansia untuk berkumpul, bermain dengan cucu, atau jalan-jalan.
  2. Membantu saat sakit
    Keluarga dapat merawat lansia dengan penuh kasih sayang, mengantarnya ke dokter, dan memodifikasi lingkungan agar lansia dapat beradaptasi.
  3. Membantu dalam hal transportasi
    Keluarga dapat membantu lansia untuk pergi ke luar rumah, misalnya menghadiri kegiatan aktualisasi diri.
  4. Membantu mencegah kecelakaan
    Keluarga dapat menyediakan perlengkapan pertolongan pertama di rumah dan membatasi aktivitas lansia yang membahayakan.
  5. Memberikan dukungan informasi
    Keluarga dapat memberikan nasehat, usulan, saran, petunjuk, dan informasi kepada lansia.
  6. Harus dipahami bahwa dukungan keluarga dapat membantu lansia untuk tetap produktif dan bahagia. Lansia yang hidup di lingkungan yang suportif akan memiliki kondisi yang jauh lebih baik dibandingkan mereka yang tidak memilikinya.
  7. Hidup sosial yang sehat
    Pada bagian lain, sejumlah peneliti di China baru-baru ini menemukan bahwa isolasi sosial atau kesepian berkepanjangan dapat mempercepat penurunan kognitif dan memicu risiko gangguan kognitif yang lebih tinggi.

Isolasi sosial adalah ketiadaan kontak sosial secara objektif dan berkurangnya jejaring sosial. Sebaliknya, kesepian mewakili penilaian subjektif tentang bagaimana individu menemukan kepuasan dalam hubungan sosial mereka.

Para peneliti dari Southern Medical University dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengkaji hubungan antara perubahan dalam isolasi sosial, rasa kesepian, atau keduanya, dengan fungsi kognitif pada warga lanjut usia (lansia).

Mereka menganalisis data dari 7.299 warga lansia dalam Chinese Longitudinal Healthy Longevity Survey dan mendefinisikan empat pola perubahan untuk isolasi sosial dan rasa kesepian, yakni tidak ada perubahan, insidental, transien, dan persisten.

Baca juga:  Kanker Pankreas Bisa Terjadi Tanpa Ada Gejala

Mereka menemukan bahwa isolasi sosial yang bersifat insidental, transien, dan persisten berkaitan dengan percepatan penurunan kognitif dan risiko gangguan kognitif yang lebih tinggi. Sementara kesepian yang berkepanjangan berkaitan dengan percepatan penurunan kognitif dan risiko gangguan kognitif yang lebih tinggi.

Isolasi sosial jangka pendek atau berkepanjangan yang disertai dengan status perubahan rasa kesepian yang berbeda mempercepat penurunan kognitif dan risiko gangguan kognitif yang lebih tinggi.

Hubungan sosial yang baik sangat penting bagi lansia karena dapat meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis mereka. Lansia yang memiliki hubungan sosial yang kuat dapat:
– Mengatasi stres akibat perubahan fisik dan psikologis
– Memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung, dan depresi
– Merasa lebih bahagia
– Lebih mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari

Untuk membantu lansia menjaga hubungan sosial, Anda bisa:
– Memanfaatkan teknologi untuk memperkuat hubungan sosial secara langsung
– Mendorong persahabatan lintas generasi
– Membantu lansia menjaga kesehatan fisik dan mental
– Membantu lansia terlibat aktif dalam komunitas
– Memodifikasi aktivitas sehari-hari lansia agar mereka tetap memiliki kegiatan

Sejumlah manfaat akan dirasakan oleh lansia yang memiliki hubungan sosial yang sehat, yakni:

  1. Meningkatkan kesejahteraan psikologis
    Lansia yang mendapatkan dukungan sosial dari lingkungannya akan lebih mampu mengatasi stres dan perasaan putus asa.
  2. Meningkatkan kesehatan fisik
    Lansia yang aktif bersosialisasi cenderung lebih aktif secara fisik, sehingga dapat mengurangi risiko penyakit.
  3. Memperpanjang usia hidup
    Studi menunjukkan bahwa lansia yang aktif bersosialisasi hampir setiap hari memiliki waktu kematian yang tertunda sebesar 204 persen.
  4. Membangun jaringan sosial
    Lansia yang aktif dalam kegiatan sosial dapat memperkuat jaringan sosial dan solidaritas antargenerasi.
  5. Memberikan kontribusi kepada masyarakat
    Lansia dapat memberikan kontribusi berharga dalam pembangunan komunitas, seperti mentransfer pengetahuan dan pengalaman kepada generasi muda.
  6. Memperkuat ketahanan fisik
    Dukungan sosial dari orang-orang terdekat dapat memperkuat ketahanan fisik lansia dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari.
  7. Menjaga kesehatan lebih baik
    Lansia yang mendapatkan dukungan keluarga memiliki upaya perawatan kesehatan yang baik. (RN)
× Hubungi kami!