10 Penyakit Lansia Terbanyak Di Indonesia, Wajib Waspada!

Artikel ini telah direview oleh

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah penduduk lansia terus meningkat setiap tahun. Bertambahnya usia sering diiringi masalah kesehatan yang lebih kompleks. Banyak keluarga harus lebih waspada sejak dini agar orang tua tetap sehat.

Situasi ini membuat topik penyakit lansia terbanyak di Indonesia penting untuk dipahami. Anda perlu mengetahui jenis penyakit, gejala, hingga penanganannya. Yuk kita lihat bersama daftar penyakit yang harus Anda waspadai!

Jenis Penyakit Lansia Terbanyak di Indonesia dan Dampaknya

Banyak keluarga belum menyadari risiko penyakit yang dialami orang tua. Padahal, pencegahan sejak dini bisa menjaga kualitas hidup lansia. Memahami jenis penyakit akan membantu Anda lebih siap dalam merawat orang tercinta.

Berikut daftar penyakit lansia terbanyak di Indonesia yang sering muncul dan cara mengatasinya:

1. Hipertensi

Hipertensi adalah kondisi tekanan darah yang terus-menerus tinggi. Masalah ini sering disebut sebagai “silent killer” karena tidak menimbulkan gejala jelas, tapi risikonya besar. Lansia dengan hipertensi berisiko terkena stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal. 

Pemeriksaan tekanan darah secara rutin, pengendalian stres, serta pola makan rendah garam sangat membantu mengurangi dampaknya.

2. Diabetes Mellitus

Diabetes melitus ditandai dengan kadar gula darah tinggi yang dapat merusak organ vital. Pada lansia, penyakit ini sering memicu komplikasi seperti kerusakan ginjal, gangguan penglihatan, dan luka sulit sembuh. 

Pola makan rendah gula, menjaga berat badan, serta olahraga teratur penting untuk pencegahan. Pemeriksaan gula darah berkala juga membantu deteksi dini komplikasi.

3. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner terjadi akibat penumpukan plak di pembuluh darah jantung. Gejalanya antara lain nyeri dada, sesak nafas, dan mudah lelah. Jika tidak diatasi, penyakit ini bisa berujung pada serangan jantung. 

Lansia disarankan memeriksa kolesterol, gula darah, serta tekanan darah. Menjalani gaya hidup sehat, seperti berhenti merokok dan menjaga pola makan, juga sangat membantu.

4. Stroke

Stroke muncul karena aliran darah ke otak terhenti atau pembuluh darah pecah. Kondisi ini bisa mengakibatkan kelumpuhan, gangguan bicara, bahkan kematian. Gejala awal stroke dapat berupa wajah mencong, tangan melemah, dan bicara tidak jelas. 

Penanganan cepat sangat menentukan pemulihan. Lansia dengan hipertensi, diabetes, atau kolesterol tinggi lebih berisiko mengalami stroke.

5. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

PPOK ditandai dengan kesulitan bernapas, batuk kronis, dan produksi dahak berlebihan. Penyebab utamanya adalah merokok, polusi udara, atau paparan zat berbahaya. Lansia dengan PPOK sering mengalami penurunan kualitas hidup karena sesak napas yang semakin berat. 

Pencegahan bisa dilakukan dengan berhenti merokok, menghindari polusi, serta menjaga kebersihan udara di rumah.

6. Arthritis

Arthritis adalah peradangan sendi yang menyebabkan nyeri, kaku, dan bengkak. Kondisi ini sering menyerang lutut, pinggul, atau tangan pada lansia. Akibatnya, aktivitas sehari-hari bisa terganggu. Meski tidak bisa disembuhkan, arthritis dapat dikendalikan dengan olahraga ringan, menjaga berat badan, dan konsumsi nutrisi yang mendukung kesehatan sendi.

7. Gangguan Kognitif

Gangguan kognitif pada lansia biasanya berupa demensia atau Alzheimer. Penyakit ini menyebabkan penurunan fungsi otak, seperti kesulitan mengingat, bingung, dan perubahan perilaku. Seiring waktu, penderita membutuhkan bantuan dalam aktivitas sehari-hari. 

Meski tidak dapat dicegah sepenuhnya, stimulasi otak melalui aktivitas mental, interaksi sosial, serta lingkungan yang aman dapat memperlambat perkembangannya.

8. Katarak

Katarak terjadi saat lensa mata menjadi keruh, sehingga penglihatan berangsur memburuk. Lansia dengan katarak akan sulit membaca, mengemudi, atau beraktivitas mandiri. Jika dibiarkan, katarak dapat menyebabkan kebutaan. Pemeriksaan mata rutin penting untuk deteksi dini, dan operasi katarak menjadi solusi paling efektif untuk memulihkan penglihatan.

9. Osteoporosis

Osteoporosis menyebabkan tulang rapuh dan mudah patah. Lansia, terutama perempuan setelah menopause, sangat rentan mengalaminya. Patah tulang akibat osteoporosis bisa berdampak serius karena mengurangi mobilitas dan meningkatkan ketergantungan. 

Pencegahan dapat dilakukan dengan konsumsi kalsium, vitamin D, olahraga ringan, serta pemeriksaan kepadatan tulang.

10. Penyakit Ginjal Kronis

Penyakit ginjal kronis ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara bertahap. Lansia dengan riwayat hipertensi dan diabetes lebih berisiko terkena kondisi ini. Gejalanya meliputi pembengkakan kaki, mudah lelah, dan perubahan buang air kecil. 

Pola makan rendah garam, hidrasi yang cukup, serta pemeriksaan fungsi ginjal sangat membantu memperlambat kerusakan organ.

Sepuluh penyakit ini menjadi tantangan terbesar bagi lansia Indonesia. Pengetahuan tentang penyakit lansia terbanyak di Indonesia memudahkan Anda melakukan pencegahan. Dukungan keluarga sangat penting menjaga kualitas hidup lansia.

Dari informasi diatas, mengurus lansia sepertinya membutuhkan tenaga dan pengetahuan khusus. Sehingga, banyak keluarga memilih bantuan profesional agar perawatan lebih maksimal. Layanan homecare menjadi solusi aman dan praktis untuk Anda.

Kanopi Insan Sejahtera menyediakan perawat homecare terlatih. Mitra kami telah magang di Kanopi Nursing Home milik PT KIS. Semua perawat memiliki STR dan mendapat pelatihan ulang skill serta sikap.

Perawat kami mahir memasang alat medis seperti NGT, infus, kateter, suction, dan perawatan luka. Anda bisa fokus pada kebersamaan tanpa khawatir layanan medis. Hubungi Kanopi Insan Sejahtera untuk mendapatkan pendampingan homecare terbaik bagi keluarga Anda.

 

Exit mobile version