Bersikaplah Tepat Terhadap ABK

Artikel ini telah direview oleh
Bersikaplah Tepat Terhadap ABK
Foto: prelo.co.id

Kurangnya informasi yang memadai bisa membuat banyak orang bersikap kurang tepat terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK). Salah satu hal yang biasa dilakukan adalah seseorang secara tidak sadar memperhatikan ABK dalam waktu yang lama.

Ada juga yang memberikan tatapan sinis, atau bahkan mengeluarkan kalimat negatif. Bahkan tak jarang, anak berkebutuhan khusus menjadi korban perundungan (bullying) fisik ataupun mental.

Padahal, bullying secara langsung dan tidak langsung akan memberikan efek pada korbannya. Menurut pendiri Yayasan Masyarakat Peduli Autisme Indonesia (MPATI) sekaligus orangtua ABK, Gayatri Pamoedji, efek bullying pada ABK tergantung pada cara diperlakukan di rumah.

“Jika dia diperlakukan dengan sangat baik, ia akan merasa aman. Saya selalu bilang pada anak saya, apa pun yang terjadi di luar, kamu aman di rumah. Dan itu membuat dia menjadi pribadi yang kuat,” jelas Gayatri Pamoedji.

Berikut aturan bersikap ketika bertemu ABK:

  1. Aturan Bersikap sebagai Orangtua
    Sebagai orangtua atau keluarga dengan anak berkebutuhan khusus, Anda harus menggali pengetahuan dan informasi mengenai penanganan yang tepat. “Orangtua harus pintar, jangan nunggu harus ada ahlinya. Karena penelitian membuktikan, 80 persen anak berkebutuhan khusus sukses karena orang tuanya. Informasi dapat diterima lewat seminar terutama dari para ahli,” ucap Gayatri.
  2. Aturan Bersikap sebagai Keluarga Besar
    Tak hanya orangtua, keluarga besar juga memegang peran penting dalam penanganan ABK. Setelah diagnosis dari dokter keluar, keluarga besar juga harus memberikan dukungan dan bersikap suportif. “Menjadi orangtua ABK saja tidak mudah, bagaimana jika tidak didukung oleh keluarga yang suportif dan fasilitas yang cukup?” tambah Gayatri.
  3. Aturan Bersikap sebagai Orang Awam
    Seringkali orang yang tidak memiliki relasi dengan ABK mengeluarkan perlakuan yang kurang tepat. Gayatri menjelaskan, jika Anda melihat seseorang tantrum di tempat umum, jangan melihat mereka terlalu lama. “Saya selalu bilang di mana-mana, 5 seconds rule. Artinya jangan lihat mereka lebih dari 5 detik. Karena melihat saja selain tidak menolong, juga membuat mereka merasa terpojok. Mereka juga memiliki perasaan dan bisa merasakan ketidaknyamanan,” tandas Gayatri. (RN)
Baca juga:  Tingkatkan Kepekaan Orangtua Atasi Gangguan Mental Anak
× Hubungi kami!