
Orang mungkin saja mengalami kecemasan meskipun dari luar dia terlihat sukses, produktif dan tidak memiliki masalah. High functioning anxiety adalah bentuk kecemasan di mana individu secara lahiriah tampak sukses dan mampu dalam kehidupan sehari-hari, tetapi secara internal, mereka mengalami kecemasan dan stres yang signifikan.
Umumnya, ‘penyakit’ ini muncul pada mereka yang memiliki ambisi untuk hidup dengan cara tertentu. Ketika gagal menjalani hidup seperti apa yang diinginkan, tak jarang seseorang mengalami productivity anxiety atau kecemasan terkait produktivitas. Dengan kata lain, productivity anxiety merupakan kecemasan yang terjadi ketika seseorang merasa tidak puas dengan cara hidup yang dijalani. Kecemasan tersebut dapat mempengaruhi mental dan emosional seseorang.
Gangguan kecemasan adalah kondisi di mana seseorang mengalami rasa cemas atau khawatir yang berlebihan dan tak terkendali. Kecemasan ini dapat berupa kekhawatiran tentang hal-hal yang mungkin terjadi di masa depan atau ketakutan akan sesuatu yang tidak pasti seperti kehilangan pekerjaan.
Gejalanya seperti detak jantung cepat, keringat berlebih, gemetar, sakit kepala, dan sulit tidur. Penderita juga akan merasakan sulit berkonsentrasi, mudah marah, dan merasa tegang atau gelisah. Di Indonesia, pada tahun 2024, prevalensi gangguan kecemasan pada remaja hingga orang dewasa mencapai 68,7%. Ada beberapa faktor penyebab utama gangguan kecemasan berlebihan diantaranya seperti riwayat keluarga atau genetika. Heritabilitasnya bahkan mencapai 30 persen.
Faktor selanjutnya adalah faktor lingkungan dan adanya perubahan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan stres.
Berikut ini tanda-tanda seseorang mengalami productivity anxiety menurut Terapis Carrie Howard:
- Sulit bersantai
Seseorang yang mengalami productivity anxiety mengalami kesulitan untuk bersantai sebab ia terus merasa harus bekerja lebih keras. Setiap kali mencoba untuk beristirahat, tak jarang ia diselimuti rasa bersalah dan malu. - Merasa tidak berharga saat istirahat
Ia kerap membandingkan harga diri dengan kinerja yang dilakukan. Untuk itu, ia selalu merasa tidak berharga setiap kali mencoba untuk bersantai dan beristirahat. - Selalu berusaha sibuk
Terkadang, seseorang yang mengalami productivity anxiety menggunakan perasaan sibuk untuk menghindari perasaan dan emosi tidak nyaman yang mungkin muncul saat mencoba untuk duduk diam dan beristirahat. - Menunda pekerjaan
Terkadang, alasan sebenarnya di balik penundaan dan menghindari tugas tertentu adalah takut tidak bisa melakukannya dengan cukup baik. - Burnout
Productivity anxiety bisa membuat seseorang merasa lelah, kehabisan sumber daya, dan kehilangan motivasi untuk kembali bekerja. - Penuh pengorbanan
Sementara itu, terapis Lalitaa Suglani mengatakan orang dengan kecemasan yang berfungsi tinggi sering unggul dalam pekerjaan atau studi mereka, menjaga hubungan, dan menyelesaikan tugas. Tetapi kesuksesan ini datang dengan mengorbankan kekhawatiran yang intens dan terus-menerus, perfeksionisme, dan ketakutan akan kegagalan.
High functioning anxiety dapat dikelola dengan beberapa tips berikut yang bisa diterapkan.
- Latih perhatian
Pernapasan dalam dan meditasi dapat membantu seseorang menjadi lebih sadar akan pikiran dan tubuhnya sendiri. Mindfullness, tubuh dan pikiran berada kini di sini, dapat membantu seseorang mengurangi gejala high functioning anxiety.
- Manajemen waktu
Seseorang yang mengalami high functioning anxiety sering bergumul dengan manajemen waktu. Memiliki rutinitas dan menaatinya serta menahan diri dari penjadwalan yang berlebihan dapat membantu menenangkan tubuh dan pikiran.
- Batasan
Mengetahui bagaimana menetapkan batasan diri sendiri dan mematuhinya akan membantu seseorang dalam melatih perhatian penuh terhadap diri kita sendiri.
- Aktivitas fisik
Merawat tubuh dan melakukan aktivitas fisik serta beralih ke gaya hidup yang lebih sehat dengan diet bergizi dan mengurangi kafein akan membantu seseorang memiliki pandangan hidup yang lebih sehat.
- Aktivitas kreatif
Menemukan hobi atau hasrat dapat membantu seseorang melepaskan emosi yang sulit.
- Halau pikiran negatif
Saat pikiran negatif mulai memenuhi pikiran, seseorang harus mampu menantangnya secara sadar.
- Tujuan yang realistis
Alih-alih membebani diri dengan pekerjaan, seseorang harus menetapkan tujuan yang realistis untuk diri sendiri dan merayakan kemenangan kecil.
- Batasi paparan media
Ketika berita dan media sosial mulai memicu kecemasan, seseorang harus membatasi paparan media.
Pujian dan tuntutan
Di sisi lain, psikolog Caca Tengker menjelaskan kalau anxiety (kecemasan) biasa, gejalanya terlihat jelas dari luar misalnya gugup atau takut. Sementara pada high functioning anxiety dia bisa berfungsi secara normal dalam sehari-harinya, kelihatannya baik-baik dan nyaman aja, padahal di dalam dirinya ada pergolakan dan kecemasan yang berlebihan.
Menurut Caca Tengker, salah satu ciri khas orang yang memiliki high functioning anxiety adalah rasa tidak pernah puas meskipun telah mencapai target tertentu. “Misalkan tadinya kita mendefinisikan kesuksesan dengan gaji Rp10 juta, tapi, ketika kita udah punya gaji 10 juta rasanya masih tidak puas dan ingin gaji Rp20 juta. Begitu terus seterusnya,” ujar dia.
Individu dengan kondisi tersebut sering bergantung pada validasi orang lain. Namun, alih-alih menenangkan, pujian justru membuat tekanan pada dirinya semakin besar. “Ketika dipuji kita malah makin merasa ada tuntutan yang membuat kita harus menunjukkan lebih baik lagi ke orang lain. Itu bisa menjadi tanda kita sedang mengalami high functioning anxiety,” tutur Caca.
Terkait penanganannya, Caca mengingatkan untuk menghindari kebiasaan mendiagnosis diri sendiri. Dia menyarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog profesional ketika kecemasan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari.
“Jangan tunggu sampai sudah rasanya mentok baru kita cari pertolongan. Kalau kita cari pertolongan dari sebelum kita mentok itu akan lebih mudah ditolong dan itulah pentingnya lingkungan yang mendukung,” kata dia. (RN)
