Kenali Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya

Artikel ini telah direview oleh
Kenali Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Foto: kompas.com

Penyakit stroke terus mengalami perkembangan. Saat ini, stroke bukan penyakit yang hanya dialami oleh orang lanjut usia, usia muda juga bisa berisiko mengalami stroke, baik ringan maupun berat. Berdasarkan penyebabnya, stroke  dibedakan menjadi 2 yaitu,  stroke  iskemik terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah) dan stroke hemoragik (terjadi akibat pecahnya pembuluh darah). Stroke menjadi penyebab kematian nomor 1 di dunia juga di Indonesia setiap tahunnya.

Bagaimana cara mengenali gejala dan mencegah stroke pada usia muda?

Stroke terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang karena penyumbatan atau bisa juga karena pecahnya pembuluh darah. Tanpa pasokan darah, otak kekurangan oksigen dan nutrisi, sehingga menyebabkan sel-sel otak mati. Ini dapat mengakibatkan gangguan fungsi pada bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak.

Biasanya, faktor risiko stroke dapat dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurangnya aktivitas fisik, penggunaan obat-obatan terlarang, dan kecanduan alkohol. Selain itu, faktor kesehatan seperti kolesterol tinggi, diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, dan penyakit jantung juga berperan.

Gejala stroke

Risiko stroke biasanya meningkat seiring bertambahnya usia. Namun stroke bisa terjadi pada usia muda. Berikut gejala stroke yang perlu diwaspadai:

  1. Kehilangan keseimbangan dan kesadaran

    Gejala stroke pada usia muda dapat mencakup kehilangan keseimbangan tubuh. Misalnya, kesulitan berjalan karena tubuh tidak stabil, kebingungan, hilang ingatan, atau bahkan hilang kesadaran. Selain itu, gejala stroke ini dapat memengaruhi batang otak, yang mengatur keseimbangan di otak. Ketika otak gagal mengatur keseimbangan tubuh, seseorang dapat mengalami pusing atau vertigo secara tiba-tiba. Orang yang terkena stroke ringan biasanya merasa sekitarnya berputar atau bergerak meskipun mereka tidak bergerak. Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti dari gejala yang muncul.

  1. Saraf bermasalah

    Stroke merupakan penyakit yang berhubungan dengan fungsi saraf. Bagian tubuh tertentu, seperti wajah, kaki, atau tangan, jika ditandai dengan sensasi kesemutan yang cukup sering atau terus-menerus, serta mati rasa di satu sisi tubuh, ini bisa menjadi gejala awal stroke.

  1. Perubahan fungsi pada panca indera

    Stroke ringan seringkali menyerang panca indera terlebih dahulu, seperti perubahan fungsi mata, telinga, dan indra perasa. Hilangnya fungsi kelima indera tidak terjadi secara bersamaan melainkan hanya dapat terjadi pada salah satu indera saja.

    Jika Anda mulai merasakan hilangnya fungsi pada salah satu dari kelima indera Anda, hal ini tidak boleh dianggap remeh karena ini bisa menjadi awal dari gejala stroke ringan.

  1. Perubahan mental

    Selain ketiga gejala di atas, gejala stroke pada usia muda juga dapat diwujudkan dengan perubahan mental, seperti perasaan bingung atau hilang ingatan. Kesulitan memahami ucapan seseorang serta kesulitan membaca dan mendengar juga merupakan tanda awal terjadinya stroke.

Risiko Stroke

Stroke  di usia muda memiliki beberapa faktor risiko yang berbeda dengan usia tua. Faktor risiko tersebut antara lain: 

  1. Kelainan pembekuan darah

    Beberapa penyakit yang menyebabkan  gangguan pembekuan darah seperti, sindrom antifosfolipid, anemia sel sabit, lupus, kanker dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan  pembuluh darah.

  1. Kelainan jantung

    Adanya kelainan jantung seperti gangguan irama jantung, infeksi  jantung, serta adanya kebocoran katup jantung (patent foramen ovale) akan meningkatkan risiko terjadinya stroke  sumbatan.

  1. Kelainan pembuluh darah

    Kelainan pembuluh darah seperti pelebaran pembuluh darah (aneurisma) dan malformasi arteri vena merupakan penyebab tersering  terjadinya stroke  pendarahan di usia muda.

  1. Migrain

    Sebanyak 1/3 penderita stroke memiliki riwayat sakit kepala tipe migrain. Adanya migrain, terutama yang disertai dengan gejala penyerta seperti melihat kilatan cahaya, gangguan penglihatan, kesemutan dan kelemahan anggota gerak dapat meningkatkan  risiko terjadinya stroke sumbatan.

  1. Hamil, masa nifas, dan penggunaan obat kontrasepsi hormonal

    Kehamilan dan masa nifas dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke  sumbatan terutama mulai dari trimester ketiga hingga 6 minggu pasca persalinan. Penggunaan kontrasepsi hormonal juga meningkatkan risiko terjadinya stroke  sumbatan.

  1. Genetik

    Beberapa kelainan genetik seperti penyakit Fabry, gangguan mitokondria (MELAS), cerebral small vessel  disease (CADASIL) dan sindrom Marfan berisiko terjadinya terjadinya stroke sumbatan.

Pencegahan stroke

  1. Menjaga pola makan

    Untuk mencegah terkena stroke cobalah untuk menjaga pola makan, seperti tidak mengonsumsi makanan asin dan berlemak secara berlebih. Karena, ini dapat meningkatkan kolesterol darah dan risiko tekanan darah tinggi yang berujung pada stroke.

    Oleh karena itu, cobalah dengab mengonsumsi makanan yang kaya akan lemak tak jenuh, protein, vitamin, dan serat. Semua nutrisi tersebut bisa didapat dari sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.

  1. Kontrol tekanan darah dan kolesterol

    Pantau tekanan darah dan kadar kolesterol Anda secara rutin dan lakukan langkah-langkah untuk menjaganya tetap dalam batas normal.

  1. Berhenti merokok

    Perokok dua kali lebih tinggi terkena stroke. Sebab, merokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah lebih mudah menggumpal. Dengan tidak merokok, berarti telah mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.

  1. Melakukan aktivitas fisik dengan rutin berolahraga

    Olahraga secara teratur dapat membantu jantung dan sistem peredaran darah bekerja lebih efisien. Melakukab aktivitas fisik seperti berolahraga dapat menurunkan kadar kolesterol, serta menjaga berat badan dan menjaga tekanan darah pada tingkat yang sehat.

  1. Hindari konsumsi minuman beralkohol

    Minuman beralkohol memiliki tinggi kalori. Jika dikonsumsi berlebihan, seseorang rentan terserang berbagai penyakit yang dapat memicu stroke, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Terlalu banyak mengonsumsi alkohol juga dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur.

  1. Hindari penggunaan narkoba

    Obat-obatan tertentu, seperti jenis narkotika, psikotropika dan zat adiktif dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan berkurangnya aliran darah. Sehingga dapat memicu terjadinya stroke. (RN)

 

Baca juga:  Masa Tua Tetap Penting Konsumsi Protein