Bisnis Pendampingan Lansia
Tahun depan, diperkirakan bisnis jasa berupa merawat lanjut usia, baik di rumah maupun di nursing home atau senior living sangat menjanjikan. Pasalnya, dari tahun ke tahun jumlah lansia terus bertambah.
Jumlah populasi orang berusia 60 tahun atau lebih adalah yang paling cepat berkembang di dunia. Hal tersebut disebabkan karena penurunan kesuburan dan meningkatnya usia harapan hidup. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada tahun 2015, orang berusia 60 tahun atau lebih sebanyak 901 juta orang atau 12% dari populasi di dunia. Penduduk berusia 60 tahun atau lebih meningkat menjadi 3,26% per tahun. Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, maka diperkirakan jumlah penduduk lanjut usia juga akan semakin bertambah. Menurut PBB, proyeksi jumlah lansia di dunia pada tahun 2025 mencapai 77,37% dari penduduk dunia.
Saat ini, Eropa memiliki presentase terbesar penduduknya berusia 60 atau lebih (24%), tetapi penuaan yang cepat juga akan terjadi di bagian dunia lainnya. Sehingga pada tahun 2050, negara-negara lainnya di dunia akan memiliki hampir seperempat atau lebih dari populasi mereka berusia 60 tahun atau lebih kecuali Afrika. Jumlah lansia di dunia diproyeksikan menjadi 1,4 miliar pada tahun 2030 dan 2,1 miliar pada tahun 2050 dan bisa naik menjadi 3,2 miliar pada 2100.
Menurut WHO, di kawasan Asia Tenggara populasi lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia 24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi.
Sementara itu, Laporan Knight Frank Global berjudul Senior Housing Annual Review memperkirakan bahwa jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia hingga akhir 2025 akan mencapai 36 juta jiwa dan hingga tahun 2045 jumlah penduduk lansia akan mencapai 20% dari total populasi.
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia berdampak terhadap terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) saat lahir. Meningkatnya UHH saat lahir dari 68,6 tahun pada tahun 2004, menjadi 69,8 tahun 2010 dan menjadi 70,8 tahun pada tahun 2015 dan selanjutnya diproyeksikan terus bertambah, mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia secara signifikan di masa yang akan datang.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Usia Harapan Hidup diIndonesia dari tahun 1995 – 2000 yaitu 66 tahun, dari tahun 2000 – 2005 yaitu 68 tahun dan dari tahun 2005 – 2010 yaitu 69 tahun. Pada tahun 2014, jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa setara 8,03% seluruh penduduk Indonesia dan diperkirakan akan meningkat menjadi 27,1 juta jiwa pada tahun 2020, menjadi 33,7 juta jiwa pada tahun 2025 dan 48,2 juta jiwa tahun 2035.
Dalam Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Lansia, pada Bab 4 bagian 3 pasal ke 138 ayat 1 dan dua menyatakan bahwa lansia harus mengupayakan pemeliharaan kesehatan agar dapat merasakan hidup sehat dan lebih produktif secara ekonomi, sosial, sesuai dengan martabat kemanusiaan. Lansia rentan terhadap penyakit diantaranya hipertensi, atritis, stroke, ppok, diabetes melitus, kanker, penyakit jantung coroner, batu ginjal, gagal jantung dan gagal ginjal. Ketersediaan fasilitas kesehatan agar lansia tetap produktif tidak semata menjadi tugas pemerintah. Karena pemerintah juga tidak bisa sendiri, melainkan harus melibatkan pihak swasta.
Selain itu, semakin diakuinya pentingnya kesejahteraan mental dan emosional pada populasi lansia mengarah pada pendekatan yang lebih holistik terhadap perawatan di rumah. Layanan diperluas untuk mencakup pendampingan, dukungan kesehatan mental, dan aktivitas yang meningkatkan fungsi kognitif dan keterlibatan sosial. Elemen-elemen ini sangat penting untuk mengatasi kesepian dan depresi, masalah umum di kalangan lansia.
Karenanya, industri perawatan di rumah juga diuntungkan oleh perubahan dinamika keluarga. Dengan semakin banyaknya rumah tangga dengan pendapatan ganda dan keluarga yang tersebar secara geografis, semakin banyak pula ketergantungan pada pengasuh profesional untuk memberikan dukungan yang diperlukan bagi kerabat yang menua. Layanan perawatan di rumah menawarkan solusi praktis, yang memungkinkan keluarga untuk memastikan orang yang mereka cintai menerima perawatan berkualitas tanpa mengorbankan pekerjaan dan komitmen pribadi mereka sendiri.
Perawatan di rumah untuk lansia akan berkembang pesat pada tahun 2025, didorong oleh tren demografi, kemajuan teknologi, dan kebutuhan keluarga yang terus berkembang. Dengan menyediakan perawatan yang komprehensif dan personal, layanan perawatan di rumah memungkinkan para lansia untuk menua dengan bermartabat dan mandiri, sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Karena permintaan akan layanan ini terus meningkat, industri perawatan di rumah akan memainkan peran penting dalam mendukung populasi lansia kita.
Kanopi paling siap
Kanopi insan sejahtera (KIS) merupakan sebuah korporasi yang paling siap menghadapi bonus demografi ini. Didirkan pada bulan Juni 2002, KIS merupakan suatu badan hukum yang memiliki tujuan untuk memayungi (memberikan keteduhan) bagi orang sakit, manula dan juga para perawat, Care Giver, Governess, Baby Sitter yang menjadi mitra Kanopi Insan Sejahtera.
Tak hanya menyediakan tenaga perawat, KIS juga melalui Kanopi Nursing Home telah memiliki rumah singgah untuk lansia dan mereka yang membutuhkan perawatan intensif karena mengalami suatu penyakit.
Bahkan Kanopi Nursing Home merupakan pelopor Nursing Home di Indonesia. KNH berperan untuk membantu masyarakat dalam merawat lansia atau anggota keluarga yang sakit serta membutuhkan pendampignan tenaga perawat profesional dan terpercaya.
Pastinya, KIS dan KNH menjadi dua elemen penting yang akan mengambil peran besar dalam pendampingan lansia di 2025. Dengan segala kesiapan tenaga perawat dan sistem manajemen yang handal, KIS dan KNH telah mendapat kepercayaan dari banyak pihak. Testimoni dari berbagai kalangan telah membuktikan bahwa KIS dan KNH melayani dengan setulus hati. (RN)