Remaja Rentan Depresi, Ini Cara Tanganinya

Sudah menjadi rahasia umum, zaman sekarang, para remaja mudah sekali terkena depresi. Depresi merupakan suatu kondisi kesehatan mental yang ditandai oleh perasaan sedih yang berkelanjutan dan kehilangan minat terhadap aktivitas yang sebelumnya dinikmati. Depresi biasanya ditandai dengan kelainan suasana hati yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku seseorang.
Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, sebanyak 6,1 persen atau 12 juta penduduk Indonesia yang lebih dari 15 tahun rentan terkena depresi. Mirisnya hanya 9 persen dari mereka yang menjalani pengobatan.
Secara fisik, usia remaja merupakan periode paling sehat sepanjang siklus kehidupan. Namun di sisi lain, angka kesakitan dan kematian usia remaja akhir menyebabkan adanya peningkatan hingga 200 persen. Permasalahanannya adalah ketidakmampuan remaja dalam mengendalikan perilaku dan mengelola emosi.
Peningkatan yang terjadi tentunya bukan tanpa alasan. Adanya gangguan mental emosional menyebabkan remaja itu sendiri rentan terkena depresi. Area otak remaja mengalami maturasi lebih cepat dan berkembang secara konstan dibanding area lainnya, sehingga menyebabkan remaja cenderung melakukan perilaku berisiko dan impulsif, serta kurang mempertimbangkan dengan konsekuensi yang didapat.
Untuk itu, pentingnya peran orang dewasa saat kondisi seperti ini perlu dilakukan. Membimbing dan jadi panutan bagi remaja lewat membangun kecerdasan emosi dalam menentukan pilihan, selain itu mengevaluasi risiko dan mengantisipasi konsekuensi dari setiap pilihan yang diambil juga perlu dilakukan. Alihkan perhatian dan energi ke aktifitas positif agar kesehatan mental tetap terjaga.
Di sisi lain, pengobatan yang melibatkan pendekatan holistik juga diperlukan, berupa terapi obat dan terapi psikologis:
-
Terapi Obat
Dokter dapat meresepkan antidepresan untuk membantu mengurangi gejala depresi. Antidepresan yang umum digunakan termasuk SSRIs (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors), SNRIs (Serotonin-Norepinephrine Reuptake Inhibitors), dan trisiklik.
-
Terapi Psikologis
Terapi seperti terapi kognitif perilaku (CBT) dan terapi bicara dapat membantu individu untuk mengatasi pemikiran negatif, mengembangkan strategi pengelolaan stres, dan mempelajari keterampilan baru dalam menghadapi depresi. (RN)