Waspadai 3 Kelainan Tulang Pada Lansia

Artikel ini telah direview oleh
Waspadai 3 Kelainan Tulang Pada Lansia
Waspadai 3 Kelainan Tulang Pada Lansia (Foto: dok. obatpatahtulang.com)

Waspadai 3 Kelainan Tulang Pada Lansia – Penyakit kelainan pada tulang sering dianggap sebagai penyakit yang wajar dialami oleh banyak lanjut usia. Faktor usia dijadikan kesimpulan sepihak dalam menduga penyebabnya. Padahal menjadi tua dan sehat adalah sebuah pilihan yang bisa Anda putuskan sejak masih muda.

Ada tiga jenis penyakit yang berkaitan dengan kesehatan tulang. Benarkah penyakit tersebut wajar dialami oleh lansia? Apakah kelainan tulang di usia lanjut dapat dicegah saat masih muda?

  1. OSTEOPOROSIS
    Osteoporosis merupakan sebuah kelainan tulang yang disebabkan oleh berkurangnya kepadatan massa tulang sehingga tulang menjadi keropos atau rapuh. Usia memang menjadi salah satu faktor risiko penyebab osteoporosis. Namun, ada beberapa penyebab osteoporosis lainnya yaitu jenis kelamin. Dalam kasus ini wanita yang sudah mengalami menopause akan lebih rentan mengalami osteoporosis. Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan yang tidak baik, kurang aktivitas fisik, merokok dan konsumsi alkohol juga memberi andil pada kejadian osteoporosis.Menurut Sunaryo, dokter spesialis ortopedi, Siloam Hospitals Kebon Jeruk, osteoporosis dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan perbanyak aktivitas fisik. “Secara alami manusia memang akan mengalami penurunan kepadatan tulang hingga berakibat osteoporosis tapi mulai usia berapanya bisa kita perlambat dengan gaya hidup sehat,” ucap Sunaryo.

    Osteoporosis terjadi karena kurangnya kadar kalsium dalam tulang. Hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya vitamin D yang membantu penyerapan kalsium. Jadi, kalsium dan vitamin D bersinergi untuk meningkatkan kesehatan tulang Anda. Untuk itu pilihlah makanan yang mengandung banyak kalsium seperti kacang-kacangan, brokoli, susu, dan lain-lain.

    Osteoporosis yang parah dapat menyebabkan patah tulang sehingga penderitanya bisa menjadi cacat dan kualitas hidupnya menurun. Osteoporosis sering menyebabkan nyeri di sekitar punggung dan pinggul namun tidak diketahui dengan pasti di mana letak persis nyerinya. Agar osteoporosis tidak berakhir dengan patah tulang sebaiknya ciptakan lingkungan yang aman dan minim risiko bagi penderita. Selain itu hindari juga aktivitas berat atau olahraga yang memiliki gerakan menghentak atau berhenti mendadak. Olahraga yang cocok dilakukan oleh penderita osteoporosis adalah jalan kaki, senam, yoga dan berenang.

  2. OSTEOMALASIA
    Osteomalasia merupakan kelainan yang terjadi saat proses pembentukan tulang. Gejala yang ditimbulkan hampir mirip dengan osteoporosis yaitu adanya nyeri di sekitar tulang punggung dan pinggul. Namun, osteomalasia terjadi lebih dini sehingga dapat dialami juga oleh anak-anak.Osteomalasia terjadi akibat penurunan fungsi vitamin D sehingga tidak bisa menyerap kalsium yang dibutuhkan oleh tulang atau tidak bisa memasukkan kalsium ke dalam tulang. Dengan begitu maka tulang menjadi lunak dan mudah patah. Karena terjadi akibat penurunan fungsi vitamin D maka osteomalasia sangat sulit untuk dicegah. Namun masih bisa diobati dengan pemberian obat dan terapi enzim. Osteomalasia sering terjadi pada orang yang memiliki gangguan pada tiroid.
  3. OSTEOARTHRITIS
    Osteoarthritis merupakan peradangan yang terjadi pada tulang sendi. Biasanya terjadi pada sendi yang terdapat pada lutut. Osteoarthritis sering disebut dengan pengapuran atau penuaan sendi.Pada oesteoarthritis, sendi tidak dapat menjalani proses regenerasi sehingga menyebabkan kerusakan. Penderita osteoarthritis sering mengalami nyeri yang sangat hebat pada lutut. Selain karena faktor usia, osteoarthritis sering terjadi akibat kegemukan dengan posisi lutut menahan beban yang berat dan juga karena adanya trauma yang tidak ditangani dengan baik.

    Osteoarthritis sering dialami oleh atlet yang banyak melakukan gerakan berat dan bertumpu pada lutut. Pada tahap stadium awal, osteoarthritis dapat ditangani dengan pemberian obat dan perubahan gaya hidup. Sementara bila sudah stadium lanjut harus dilakukan tindakan operasi pergantian sendi. (RN)

Baca juga:  Lindungi Tulang Belakang Sekarang