
Hernia inguinal merupakan kondisi yang umum terjadi pada anak-anak, terutama bayi laki-laki, sehingga memerlukan perhatian khusus dari orangtua. Hernia inguinalis lebih umum pada pria daripada wanita, dan bisa terjadi pada semua usia.
Secara umum, bisa dijelaskan bahwa hernia inguinalis adalah kondisi medis yang terjadi ketika jaringan atau organ dalam tubuh menonjol melalui celah lemah pada otot perut. Hernia inguinalis biasanya terlihat seperti benjolan di area selangkangan atau pangkal paha. Penyakit ini termasuk yang sering timbul pada usia bayi dan anak serta menjalani pembedahan oleh dokter bedah anak. Umumnya, jenis hernia yang sering ditemukan pada bayi dan anak adalah hernia inguinalis (kondisi penonjolan organ, seperti usus dan jaringan yang ada di dalam perut ke area inguinal atau selangkangan).
“Penyakit ini terjadi ketika organ dalam perut, seperti usus, menonjol keluar melalui saluran di area selangkangan yang seharusnya menutup sempurna sebelum kelahiran,” kata dr Kozzy, Sp.BA, Dokter Spesialis Bedah Anak di Bethsaida Hospital.
Kondisi tersebut dapat dikenali dari adanya benjolan kecil di area selangkangan atau pangkal paha yang tampak lebih jelas saat anak menangis, batuk, atau mengejan. Ketika anak membungkuk atau sedang mengangkat beban akan terasa nyeri.
Terdapat 2 jenis hernia inguinalis, yaitu lateral dan medial. Pada bayi dan anak, jenis hernia inguinalis yang paling sering terjadi adalah hernia inguinalis lateral dengan keluhan yang dijumpai adalah terdapatnya benjolan di lipatan paha yang turun hingga kantung kemaluan pada anak laki-laki dan hingga labia mayora pada anak perempuan.
Pada anak laki-laki, penyebab hernia adalah tidak menutupnya processus vaginalis yang merupakan bagian dari proses penurunan testis saat masih di dalam kandungan, sedangkan pada anak perempuan penyebab terjadinya adalah tidak menutupnya canalis Nuck. Tidak menutupnya kedua organ ini akan mengakibatkan terjadinya celah atau lubang pada dasar rongga perut sehingga usus akan keluar dan turun melalui celah tersebut. Hernia inguinalis lateral dapat terjadi pada sisi kiri atau kanan, ataupun kedua sisi (bilateral), namun paling banyak ditemukan pada pada sisi kanan.
“Hernia inguinal sering kali menyebabkan rasa tidak nyaman hingga kerewelan pada anak. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini berisiko berkembang menjadi hernia strangulata, yaitu kondisi usus yang terjepit dan membutuhkan penanganan medis darurat,” jelasnya.
Menurut dia, hernia inguinal biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan. Saluran yang menghubungkan rongga perut dan area selangkangan tidak menutup sempurna pada sebagian anak, memungkinkan organ dalam perut menonjol keluar. Faktor risiko lainnya termasuk kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan adanya kelainan bawaan lain seperti gangguan pada dinding perut. Bisa juga karena adanya penyakit undescended testis. Angka insiden hernia inguinalis lateral tercatat sebesar 3-5% pada anak cukup bulan dan 13% pada anak lahir kurang bulan (prematur).
Bisa dikatakan, melemahnya otot bagian bawah perut, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti batuk kronis, kebiasaan mengejan saat buang air besar, kehamilan, kelebihan berat badan, dan faktor penuaan.
Penanganan hernia inguinal memerlukan tindakan operasi, karena kondisi ini tidak dapat sembuh dengan sendirinya dan dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Prosedur yang dikenal sebagai herniotomi bertujuan mengembalikan organ ke posisi semula dan menutup saluran yang terbuka. Pasca operasi, perlu terus dilakukan pemantauan secara teratur oleh dokter.
Dengan kemajuan teknologi, metode laparoskopi kini menjadi alternatif dengan sayatan lebih kecil dan hasil estetis yang lebih baik. Dr Kozzy menekankan pentingnya deteksi dini untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Orang tua disarankan untuk segera berkonsultasi jika mendapati tanda-tanda hernia pada anak, terutama jika anak terlihat tidak nyaman atau muncul benjolan di area selangkangan.
Dengan penanganan yang cepat dan tepat, anak dapat terhindar dari risiko komplikasi dan menjalani masa tumbuh kembang yang sehat.
Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah hernia inguinalis antara lain:
- Menghindari aktivitas yang bisa memicu hernia, seperti mengangkat beban yang berat, batuk, dan mengejan ketika buang air besar
- Menjaga gaya hidup sehat dengan banyak makan makanan berserat dan bergizi seimbang
Hernia Inguinalis Lateralis
Pada kondisi ringan, hernia inguinalis lateralis akan muncul sebagai benjolan di lipatan paha atau atas kemaluan sampai kantung kemaluan atau labia yang dapat keluar dan masuk sesuai derajat aktivitasnya (reponibilis). Benjolan akan membesar saat anak menangis, mengedan, dan bermain. Saat tidur dan kondisi tenang, benjolan akan berkurang bahkan menghilang.
Pada kondisi ireponibilis, benjolan akan cenderung menetap, bahkan dapat menyebabkan sumbatan pada usus yang terjepit (inkarserata). Pada kondisi ini, tanda dan gejalanya antara lain bayi atau anak akan rewel, menangis karena nyeri hebat, perut kembung, tidak bisa kentut dan buang air besar, serta muntah.
Bila keluhan berlanjut dan tidak ditangani, usus yang terjepit akan kekurangan aliran darah yang dapat berakibat pada beberapa kondisi seperti matinya jaringan usus (nekrosis), usus mengalami kebocoran, dan infeksi yang menyeluruh di seluruh rongga perut (peritonitis). Kondisi ini dinamakan hernia strangulata.
Diagnosis
Diagnosis hernia inguinalis lateralis diperoleh dengan pemeriksaan klinis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi (USG) akan mempertegas diagnosis serta mendapatkan gambaran usus pada benjolan di lipatan perut dan kantung kemaluan atau labia.
Hernia inguinalis lateralis dapat ditangani melalui operasi herniotomi yang bertujuan untuk mengembalikan usus yang turun kembali ke dalam rongga perut dan menutup celah atau lubang yang menjadi penyebab keluarnya usus. Pada kondisi strangulata yaitu usus yang terjepit dalam kondisi rusak atau bocor, diperlukan tindakan membuang usus rusak dan dilanjutkan dengan penyambungan kembali usus sehat.
Operasi herniotomi dilakukan segera setelah diagnosis hernia ditegakkan. Tindakan ini bertujuan untuk menghindari risiko inkarserasi bahkan strangulasi pada usus yang mengalami hernia. Operasi ini sangat aman dan dapat dilakukan secara one-day-care (pada kondisi tertentu). Operasi herniotomi pada bayi dan anak dilakukan dengan pembiusan umum (general anaesthesia) yang memerlukan puasa 4-6 jam sebelum operasi. Keberhasilan operasi umumnya sangat tinggi dengan tingkat residif (berulang) rendah. Bayi dan anak pun dapat segera beraktivitas normal pascaoperasi.
Tidak seperti orang dewasa, si kecil umumnya belum bisa mengatakan jika keluhan pada bagian tubuhnya. Untuk itu, orang tua harus telaten memperhatikan kondisinya. Jika gejala hernia terlihat pada buah hati Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter dokter Siloam Hospital terdekat untuk memperoleh diagnosis dan penanganan medis secara tepat. (RN)