Gejala Kanker Kolorektal Bisa Jadi Pendarahan rektal

Gejala Kanker Kolorektal Bisa Jadi Pendarahan rektal

Artikel Umum
(Foto: Gejala Kanker Kolorektal Bisa Jadi Pendarahan rektal) Pendarahan rektal menjadi salah satu gejala kanker kolorektal stadium awal. Dikutip dari Health, penyebab lain dari pendarahan rektal adalah berkaitan dengan pola makan, buang air besar keras, wasir hingga tukak lambung. Namun demikian, hal tersebut sebaiknya dievaluasi di rumah sakit untuk memastikan kondisi pasien. “Jika tidak diselidiki dan tidak dievaluasi di rumah sakit, hal itu dapat mengancam jiwa,” ujar asisten Profesor Kedokteran Divisi Gastroenterologi Fakultas Kedokteran Universitas Duke Jatim Roger, MD. Adapun pendarahan rektal bisa muncul di dalam tinja, toilet, atau tisu toilet dengan warna merah terang yang menjadi tanda pendarahan di saluran cerna bagian bawah, atau berwarna hitam yang menjadi ada pendarahan di saluran cerna bagian atas. Pendarahan akibat kanker bersifat persisten, pasien yang melakukan perawatan ambeien selama satu hingga dua…
Read More
Waspadai Anak Candu Screen Time

Waspadai Anak Candu Screen Time

Artikel Umum
(Foto: Waspadai Anak Candu Screen Time) Para orangtua diingatkan agar bisa mengatasi kecanduan screen time yang dialami anak khususnya saat makan agar ke depannya tidak mengalami gangguan pola makan. Hal tersebut dikatakan dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) dr. Shofa Nisrina Luthfiyani, Sp.A. “Yang kita harus lakukan adalah kita memperkenalkan kembali pola lapar dan kenyang pada anak,” kata dokter Shofa. Dalam kasus anak yang kecanduan screen time atau harus terus mengakses layar gadget saat sedang makan, biasanya kebiasaan mengakses gadget terbentuk oleh orangtua yang merasa anak membutuhkan distraksi agar tidak rewel ketika makan. Namun ternyata kebiasaan akses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar, dan justru ketika gadget-nya diambil anak menjadi tantrum. Maka dari itu, penting mengenalkan kembali pola lapar dan kenyang pada anak sebagai bagian meregulasi…
Read More
Jaga Kesehatan Otak Dengan Cara yang Benar

Jaga Kesehatan Otak Dengan Cara yang Benar

Artikel Umum
(Foto: Jaga Kesehatan Otak Dengan Cara yang Benar) Hasil studi yang diterbitkan dalam International Journal of Obesity menyoroti konsekuensi terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji dengan kandungan lemak dan gula tinggi terhadap kemampuan spasial otak, termasuk kemampuan dalam menemukan tempat, mengingat rute, dan memperkirakan jarak. Dikutip dari Medical Daily, dalam studinya para peneliti dari Universitas Sydney menggunakan labirin realitas virtual dengan penanda untuk menguji kemampuan navigasi 55 peserta muda. Para peserta menjalani enam kali percobaan yang masing-masing berlangsung selama empat menit untuk menemukan peti harta karun tersembunyi. Jika gagal, kepada mereka diperlihatkan tempat yang benar selama 10 detik. Dalam percobaan terakhir, harta karun itu dipindahkan, dan para peserta harus menandai lokasinya dari ingatan, menguji seberapa baik mereka telah mempelajari labirin tersebut. Pola makan para peserta dievaluasi menggunakan kuesioner dan daya ingat mereka diuji…
Read More
Mata dan Mulut Terasa Kering Tanda Penyakit Sjogren’s Syndrome

Mata dan Mulut Terasa Kering Tanda Penyakit Sjogren’s Syndrome

Artikel Umum
(Foto: Mata dan Mulut Terasa Kering Tanda Penyakit Sjogren’s Syndrome) Dokter IPB University dr Eka Nugraha, mengajak masyarakat lebih waspada terhadap Sjogren’s Syndrome. Penyakit autoimun ini dikatakan dapat menyerang kelenjar penghasil cairan tubuh seperti air mata dan air liur, serta berpotensi merusak organ-organ penting lainnya. “Sjogren’s Syndrome adalah penyakit autoimun yang menyerang kelenjar eksokrin, terutama kelenjar air mata dan kelenjar air liur,” ungkapnya. Akibatnya, ia melanjutkan, pasien mengalami gangguan produksi air mata dan air liur yang menyebabkan mata dan mulut terasa kering. Pakar biologi sel dan molekuler ini menjelaskan, keluhan utama penderita umumnya berupa mata dan mulut kering. Bisa juga disertai gejala lain seperti mata gatal, infeksi mulut, bau mulut, hingga sariawan. “Penyakit ini lebih banyak menyerang perempuan, dengan perbandingan 9:1 dibanding laki-laki, khususnya pada rentang usia 44–55 tahun. Kondisi…
Read More
Perlunya Deteksi Dini Kanker Ovarium

Perlunya Deteksi Dini Kanker Ovarium

Artikel Umum
(Foto: Perlunya Deteksi Dini Kanker Ovarium) Faktanya, kanker ovarium masih menjadi penyebab kematian tertinggi dari seluruh kanker ginekolog. Hal tersebut dikatakan dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, Konsultan Onkologi dr. Muhammad Yusuf, Sp. OG (K) Onk. Indonesia berdasarkan data World Cancer Research Fund masuk dalam 10 negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia dengan 15.130 kasus baru setiap tahun. “Mayoritas pasien kanker ovarium baru terdiagnosis pada stadium tiga atau empat akibat gejala awal yang tidak spesifik, sehingga penanganan medis umumnya sudah memerlukan tindakan operasi atau kemoterapi,” ujar Yusuf. Kondisi ini pun perlu perhatian berbagai stakeholders untuk meningkatkan pemahaman terhadap ancaman penyakit untuk menekan laju pertumbuhan kasus. Dokter yang juga anggota dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) itu menambahkan bahwa risiko kambuh penyakit ini meskipun kemoterapi awal telah dilakukan terbilang sangat…
Read More
Antisipasi Gangguan Kejiwaan, Kenali Gejala Awalnya

Antisipasi Gangguan Kejiwaan, Kenali Gejala Awalnya

Artikel Umum
(Foto: Antisipasi Gangguan Kejiwaan, Kenali Gejala Awalnya) Mengenali gejala awal gangguan kejiwaan di tahap awal penting untuk mencegah kondisi yang lebih serius. Hal tersebut dikatakan oleh Psikolog Ayunda Ramdhani menjelaskan bahwa ada tiga aspek utama yang harus diperhatikan untuk mengenali gejala awal gangguan kejiwaan, yakni cara berpikir, perasaan atau emosi, dan perilaku seseorang. Jika sudah merasakan tanda-tanda awal, masyarakat harus segera mencari bantuan agar gejala tersebut tidak semakin parah. Ayunda menekankan bahwa stigma negatif terhadap gangguan jiwa masih menjadi kendala besar dalam penanganan masalah kesehatan mental. “Kita perlu memperhatikan bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bertindak. Jika ada yang tidak seperti biasanya, itu bisa menjadi tanda awal gangguan kejiwaan,” jelasnya. Contoh gejala yang perlu diwaspadai termasuk kecemasan berlebihan, pikiran negatif terus-menerus, ketakutan akan sesuatu yang belum atau sudah terjadi (overthinking), serta…
Read More
Waspadai Psikosomatik Bukan Kelelahan Biasa

Waspadai Psikosomatik Bukan Kelelahan Biasa

Artikel Umum
(Foto: Waspadai Psikosomatik Bukan Kelelahan Biasa) Cermati kondisi lemas, mual, sulit tidur, atau jantung berdebar tanpa hasil medis yang jelas bisa jadi bukan sekadar kelelahan, melainkan gejala penyakit psikosomatik yaitu gangguan fisik yang dipengaruhi oleh faktor psikologis dan emosional. “Psikosomatik bukan berarti pasien berpura-pura sakit. Emosi negatif seperti kecemasan, ketakutan, atau trauma bisa muncul sebagai keluhan fisik nyata,” ujar Dr. E. Mudjaddid, Sp.PD-KPsi, FINASIM, Konsultan Psikosomatik di Bethsaida Hospital Gading Serpong. Menurutnya, penyakit psikosomatik seringkali membingungkan karena tidak ditemukan kelainan organik meski gejala terus berlangsung. Bahkan, keluhan bisa berpindah-pindah, seperti nyeri lambung berganti menjadi pusing, jantung berdebar, hingga tubuh lemas. Stres berkepanjangan, konflik pribadi, atau beban sosial menjadi pencetus umum. Jika tidak ditangani, gangguan ini dapat berkembang menjadi kerusakan organik. Penanganannya perlu dilakukan dalam 4 dimensi yakni, medis, psikologis, sosial,…
Read More
Tidur di Malam Hari Fondasi Kuat Kesehatan

Tidur di Malam Hari Fondasi Kuat Kesehatan

Artikel Umum
  Foto: Tidur di Malam Hari Fondasi Kuat Kesehatan Tidur di malam hari memiliki arti penting sekaligus sebagai fondasi kesehatan. Karenanya, tidur perlu diprioritskan di atas kehidupan produktif. Hal tersebut dikatakan pakar kesehatan mental dari Korea Selatan Prof. Cho Cheol-hyun yang berpraktik sebagai psikiater di Rumah Sakit Anam Universitas Korea “Tidur bukanlah pilihan. Mengorbankannya demi produktivitas dapat berdampak buruk, baik secara mental maupun fisik,” katanya. Dikatakannya, sekarang banyak anak muda yang merujuk pada kehidupan yang penuh disiplin diri ekstrem, yang sering ditampilkan di media sosial dengan bangun sebelum matahari terbit, pergi ke pusat kebugaran, dan memanfaatkan setiap momen dengan maksimal. Bahkan, menggantikan tidur dengan suplemen pun bukan merupakan solusi. Ta hanya itu, menggantikan waktu tidur malam ke siang hari pun sebenarnya dapat memperburuk gangguan tidur. Cho menjelaskan bahwa gangguan tidur…
Read More
Hati-hati, Perfeksionis Rentan Terkena Depresi

Hati-hati, Perfeksionis Rentan Terkena Depresi

Artikel Umum
[caption id="attachment_13886" align="aligncenter" width="497"] Foto: detik.com (Hati-hati, Perfeksionis Rentan Terkena Depresi)[/caption] Banyak orang ingin menjadi yang terbaik, melakukan segala sesuatunya dengan benar, dan melebihi ekspektasi atau dikenal dengan istilah perfeksionis. Dalam banyak hal, perfeksionisme sering dilihat sebagai kekuatan, sifat yang mendorong kesuksesan dan kemajuan. Dipahami perfeksionis adalah tipe kepribadian seseorang yang ditandai dengan keinginan agar segala sesuatu yang dikerjakan berjalan dengan sempurna. Sebenarnya, tidak ada salahnya memiliki sifat perfeksionis, namun jika sifat ini dilakukan secara berlebihan, dapat memicu berbagai dampak buruk bagi kesehatan tubuh dan juga hubungan dengan orang lain. Namun, bagaimana jika pengejaran kesempurnaan tanpa henti ini secara perlahan-lahan berdampak buruk bagi kesehatan kita? Bagi sebagian orang, keinginan untuk mencapai hasil yang sempurna dapat menyebabkan frustrasi, kecemasan, dan pada akhirnya depresi. Meskipun mengejar kesempurnaan terkadang dapat membantu kita mendorong…
Read More
Waspadai Terjadinya Distonia dan Sindrom Tourette

Waspadai Terjadinya Distonia dan Sindrom Tourette

Artikel Umum
[caption id="attachment_13885" align="aligncenter" width="468"] Foto: siloamhospital.com (Waspadai Terjadinya Distonia dan Sindrom Tourette)[/caption] Terapi deep brain stimulation (DBS) merupakan salah satu solusi untuk menangani distonia (gangguan kedutan) dan sindrom tourette atau gerakan tak terkendali pada otot, terutama di area wajah dan otot vokal. Menurut Dr dr Rocksy Fransisca V Situmeang, SpN (K)., spesialis neurologi di RS Siloam Lippo Village, distonia merupakan gangguan neurologi yang ditandai dengan kekakuan otot yang berkepanjangan dan di luar kendali, sehingga sering menyebabkan gerakan berulang dan postur tubuh menjadi tidak normal serta rasa nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Sementara sindrom tourette adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan gerakan atau suara berulang yang tidak disengaja (tics) dan seringkali muncul pada masa kanak-kanak atau remaja awal. Gejala distonia ditandai kedutan pada otot-otot wajah, otot vokal, dan otot-otot tangan serta kaki. Dr Rocksy…
Read More