Cek! Anak Anda Mengalami Father Hunger?

Artikel ini telah direview oleh
Atasi Nyeri Dengan Ngeblok Saraf
Foto: cloudhospital.com

 

Anak Anda Mengalami Father Hunger?

Sejatinya, ayah memiliki peran yang tak kalah penting dari ibu bagi anak-anaknya. Selain sebagai pencari nafkah dalam keluarga, anak juga butuh kasih sayang seorang ayah. Seiring mobilitas yang semakin tinggi dan hadirnya beragam profesi, figur ayah di rumah terasa kurang dan membuat ikatan emosional antara ayah dan anak berkurang. Kurangnya ikatan emosional ayah dan anak bisa menyebabkan anak mengalami yang namanya father hunger.

Lebih konkritnya, father hunger merupakan kondisi anak merasakan tekanan psikologis karena ketiadaan figur seorang ayah. Bisa disebabkan karena meninggal, perceraian atau ketidakberfungsian peran dari ayah dalam pengasuhan. Riset menyebutkan keterlibatan ayah dalam rumah tangga mampu berkontribusi dalam mewujudkan keluarga yang tangguh. Tangguh di sini memiliki makna setiap seorang mampu mengatasi berbagai permasalahan.

Tekanan emosional yang mendambakan adanya sosok ayah ini bisa terjadi sepanjang waktu di rentang hidup sang anak, berapa pun usia mereka. Father hunger bisa terjadi tidak hanya antara ayah biologis dan anak, tetapi juga antara ayah tiri atau ayah angkat dengan anak tiri atau anak angkat. Father hunger sebenarnya tidak sesimpel apakah ayah tersebut sosok yang baik atau tidak. Namun lebih kompleks. Itu karena gangguan psikologi ini berakar pada kerinduan akan hubungan dan koneksi dengan figur ayah.

Ada beberapa alasan seorang anak mengalami father hunger, di antaranya:

  1. Anak tersebut tidak memiliki ayah dan sangat berduka karena kehilangan ayahnya.
  2. Anak merasa ditinggalkan, baik karena pilihan ayahnya secara sadar maupun karena keputusan pengadilan ketika orang tuanya bercerai.
  3. Anak tinggal dengan ayah yang jahat.
  4. Ayah si anak punya kecanduan tertentu yang menyebabkan dia mengasingkan diri dari hubungan sosial.

Anak yang mengalami father hunger bisa berdampak pada fisik, mental, dan spiritualnya.

Dampak pada fisik

Dalam beberapa kasus, anak yang mengalami father hunger bisa berisiko memilih perilaku fisik yang berbahaya untuk mengisi kekosongan dalam hidupnya, misalnya mengalami gangguan makan, menyakiti diri sendiri, atau kecanduan.

Dampak mental

Dari sisi mentalnya, anak yang kehilangan sosok ayah bisa menyebabkan anak tersebut mengalami trauma emosional. Misalnya anak jadi punya rasa rendah diri, atau sebaliknya bisa punya anger issue, bahkan sampai krisis identitas. Hal ini dapat menciptakan disfungsi emosional dalam berbagai hubungan.

Baca juga:  Cermati Kemungkinan Anak Laki-laki Anda Terkena Hipospadia

Dampak spiritual

Anak yang mengalami father hunger mungkin akan merasakan kekosongan dalam diri yang akhirnya menimbulkan luka yang dalam dan menyakitkan pada jiwa. Alhasil, jiwa si anak mendambakan perhatian yang bisa saja dengan cara tidak sehat, seperti gangguan keterikatan (attachment disorder) atau kecanduan cinta (love addiction).

Dampak lainnya yang berpotensi muncul, yakni:

  1. Berkurangnya konsep diri secara fisik dan emosional
    Anak yang kehilangan sosok serta perhatian dari ayahnya dilaporkan memiliki masalah konsep diri baik fisik maupun secara emosional. Mereka cenderung sulit mengontrol emosi dan dirinya dipenuhi dengan kebencian yang berkepanjangan. Bahkan, kondisi father hunger juga bisa berdampak pada kenakalan remaja seperti konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang.
  1. Memiliki masalah perilaku
    Anak-anak dengan kondisi father hunger memiliki lebih banyak kesulitan dengan penyesuaian sosial. Mereka cenderung memiliki kepribadian yang angkuh dan kerap kali mengintimidasi sebagai upaya untuk menyamarkan ketakutan, kebencian, kecemasan, dan ketidakbahagiaan yang mendasarinya.
  1. Buruknya prestasi akademik
    Kondisi father hunger rupanya juga bisa berdampak terhadap keterampilan berpikir anak. Disebutkan bahwa anak yang kehilangan sosok ayah dapat memiliki prestasi akademik yang buruk, suka membolos, bahkan hingga dikeluarkan dari sekolah.
  1. Masalah kesehatan fisik
    Kondisi father hunger ternyata juga berdampak terhadap masalah kesehatan fisik anak. Anak yang kehilangan sosok dan perhatian dari ayah lebih mudah terserang masalah kesehatan kronis seperti sering sakit kepala, sakit perut, dan serangan asma.
  1. Gangguan kesehatan mental
    Anak-anak ‘tanpa sosok ayah’ lebih berpeluang mengalami gangguan kesehatan mental, terutama anxiety (kecemasan), depresi, hingga bunuh diri.
  1. Dampak hubungan di masa depan
    Kondisi father hunger juga akan berdampak pada hubungan anak bersama orang lain di masa depan. Seseorang yang kehilangan sosok ayah lebih memungkinkan untuk mengalami perceraian dalam hubungan pernikahannya.
Baca juga:  Waspadai “Sleep Apnea”, Simak Gejalanya Berikut Ini

Sejatinya orangtua memiliki fungsi utama yang wajib diberikan pada anak, yaitu asah, asuh, dan asih.

  1. Asah
    Asah memiliki arti memberikan bimbingan hidup atau pengajaran sehingga anak terlatih, serta memiliki kemampuan.
  1. Asih
    Asih ialah pemenuhan kebutuhan dasar sebagai manusia untuk mendapatkan cinta kasih dari orang terdekatnya, yang dapat dirasakan melalui kontak fisik dan kontak batin.
  1. Asuh
    Asuh merupakan pemenuhan kebutuhan hidup dalam membersamai tumbuh kembang anak hingga dewasa dan seterusnya. Seperti memberikan makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan dan fasilitas yang layak bagi anak sehingga mereka merasa aman dan nyaman.

Apabila ketiga fungsi atau peran tersebut tidak diberikan oleh ayah atau ibu, anak akan mengalami berbagai masalah atau isu kesehatan mental seperti masalah emosi, perilaku, konflik teman sebaya, hiperaktivitas hingga persoalan perilaku prososial. Bahkan anak dapat mengalami kecemasan, depresi hingga bunuh diri.

Berikut beberapa kiat guna mencegah dampak negatif dari father hunger: 

  1. Persiapkan diri sebelum menikah
    Calon ayah dan ibu harus siap lahir dan batin serta dengan pertimbangan yang matang saat memutuskan akan menikah. Harus dipahami bahwa menikah adalah memulai lembar kehidupan yang baru dengan peran dan fungsi baru berikut permasalahannya. Oleh karena itu, mempersiapkan diri dengan cukup untuk membekali kehidupan rumah tangga sangat penting.
  1. Belajar pola asuh
    Disarankan untuk belajar mengenai pengasuhan atau cara-cara untuk menguatkan keluarga agar menjadi tangguh. Hal ini sangat penting, agar setelah memiliki anak, orangtua lebih memahami bagaimana mendidik dan mengasuh anak dengan baik, serta memiliki kemampuan untuk menghadapi berbagai permasalahan.
  1.  Maksimalkan pola asuh
    Bagi istri yang ditinggal suami, baik cerai hidup atau cerai mati, perlu untuk memaksimalkan asah, asuh dan asih pada anak sehingga kebutuhan dasar anak dapat terpenuhi.
  1. Pengembangan kemampuan anak
    Sebaiknya anak bisa mengembangkan soft skill dan hard skill yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga mengoptimalkan potensi yang dimiliki, agar memiliki kemampuan beradaptasi menghadapi berbagai situasi sulit. (RN)