Tak Jalani Pola Hidup Sehat, Wasir Bisa Kambuh Lagi

Artikel ini telah direview oleh
Tak Jalani Pola Hidup Sehat, Wasir Bisa Kambuh Lagi
Foto: gitabakti.com

 

Wasir atau hemoroid bisa kambuh lagi setelah pasien menjalani operasi kalau yang bersangkutan tidak menerapkan pola hidup sehat.

“Walaupun operasi berjalan baik, wasir bisa kembali jika gaya hidup tidak diperbaiki,” kata dokter spesialis bedah umum Clement Dewanto dari Bethsaida Hospital Gading Serpong.

Dirinya menekankan pentingnya penerapan pola hidup sehat dalam upaya untuk mencegah kekambuhan wasir, penyakit yang ditandai dengan nyeri, perdarahan, dan benjolan pada anus.  Dia mengatakan bahwa keberhasilan tindakan operasi wasir harus diikuti dengan perbaikan gaya hidup pasien.

Minum air putih dua sampai tiga liter per hari, mengonsumsi lebih banyak makanan berserat, serta menghindari kebiasaan berlama-lama di toilet dapat membantu mencegah wasir kambuh. Dokter Clement menyampaikan bahwa pelaksanaan prosedur medis pada pasien wasir dilakukan berdasarkan derajat keparahan wasir.

Wasir tingkat ringan umumnya bisa ditangani dengan metode sederhana, sementara wasir tingkat sedang hingga berat dapat membutuhkan tindakan operasi. Kondisi yang mengindikasikan bahwa operasi wasir perlu segera dilakukan di antaranya nyeri hebat, kesulitan buang air besar, dan perdarahan.

“Kalau gejala sudah mengganggu kualitas hidup, jangan tunda untuk konsultasi,” katanya. Menurutnya, dengan dukungan teknologi yang semakin canggih, prosedur operasi wasir sekarang lebih rendah risikonya.

Menurut dia, teknik operasi minimal invasif seperti penggunaan laser, Hemorrhoidal Artery Ligation – Recto Anal Repair (HAL-RAR), serta pemasangan gelang karet atau Rubber Band Ligation bisa diterapkan untuk mengurangi rasa sakit, mempercepat pemulihan, dan memungkinkan pasien bisa kembali beraktivitas dalam waktu lebih cepat.

Orang dewasa

Pada bagia lain, dokter spesialis bedah dr. Christian Sumilat, Sp.B mengungkapkan bahwa wasir sering timbul di kalangan orang dewasa pada usia 45-65 tahun dan salah satu penyebab paling sering, yakni duduk terlalu lama. “Sering duduk terlalu lama, diare kronis yang menyebabkan area anus menjadi sering terbuka menjadi penyebab tersering kronis,” kata dia.

Baca juga:  Pentingnya Caregiver Maksimalkan Kualitas Hidup Pasien Demensia (bagian 1)

Sering duduk terlalu lama membuat tekanan pada pembuluh darah vena di sekitar anus sehingga menyebabkan wasir. Christian menuturkan wasir (hemoroid) merupakan pembuluh darah vena yang membengkak di dalam anus dan rektum bagian bawah.

Wasir, kata dia, mirip dengan varises, dapat berkembang di dalam rektum yang disebut wasir internal. Di sisi lain, wasir juga dapat berkembang di bawah kulit di sekitar anus yang disebut wasir eksternal.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2008, sebanyak 12,5 juta jiwa penduduk Indonesia mengalami wasir dan secara epidemiologi diperkirakan pada tahun 2020 angka kejadian wasir di Indonesia meningkat 20,3 juta jiwa.

Dia mengatakan, penyebab wasir paling sering lainnya, yakni feses atau kotoran saat buang air besar (BAB) yang keras dan umumnya ini terjadi karena kekurangan asupan serat. Selain itu, penyebab wasir termasuk terlalu lama duduk di toilet ketika BAB, olahraga berat dan sering mengangkat beban berat.

“Lalu khusus pada wanita hamil, biasanya karena adanya tekanan pada area bawah perut yang menyebabkan pelebaran vena pada area anus,” ujar Christian.

Dia mengatakan, gejala yang sering ditemukan pada pasien wasir seperti gatal dan nyeri pada daerah anus. Bahkan bisa sampai mengeluarkan darah saat defekasi (BAB). Apabila dibiarkan, maka benjolan semakin lama akan membesar dan tidak bisa masuk kembali ke anus bahkan sampai terjadi perdarahan. Lalu, guna menanganinya, dokter bisa menggunakan metode laser. Metode ini memberikan rasa sakit lebih minimal dibandingkan metode tradisional.

“Tindakan tersebut dilakukan dengan cara penyinaran oleh tenaga laser sehingga wasir pada anus akan mengecil dan risiko pendarahan dapat ditekan serendah mungkin,” kata dia.

Menurutnya, salah satu teknik penanganan wasir dengan metode konvensional seperti hemoroidektomi. Yaitu prosedur pembedahan umum dengan melakukan sayatan untuk pengangkatan wasir. Tindakan ini akan menimbulkan nyeri serta penyembuhan yang lebih lama sehingga otomatis akan mengganggu aktivitas pasien hingga empat hingga enam minggu.

Baca juga:  Seni Bisa Perkuat Kesehatan Fisik dan Mental

Toilet Jongkok

Dokter bedah umum dari Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI), dr. Retno Putri Arini, Sp.B mengatakan bahwa penggunaan toilet jongkok lebih baik untuk penderita wasir karena dapat mempermudah Buang Air Besar (BAB).

“Penggunaan toilet yang bagus itu adalah toilet jongkok karena pada saat kita posisi jongkok, sudut dari usus untuk menuju anus atau lubang keluar lebih mendatar,” kata Retno.

Dokter yang kini berpraktik di Rumah Sakit Permata Depok itu menambahkan, “Jadi, dia (BAB) keluarnya lebih mudah, istilahnya kalau ngeden posisinya jongkok cukup mudah”.

Sementara toilet duduk membuat sudut dari usus menuju lubang anus lebih besar, sehingga orang membutuhkan usaha lebih banyak untuk mengejan saat BAB. Tidak terkecuali pada pasien wasir atau hemoroid karena salah satu penyebab kekambuhan benjolan wasir adalah mengejan terlalu lama.

“Selain itu, kalau (BAB di toilet) jongkok terlalu lama pegal dan kalau di toilet duduk nyaman, bisa sambil main hp (dan membuat waktu BAB jadi lebih lama), jadi jawabannya jongkok,” kata dokter lulusan Universitas Diponegoro itu. Selain menggunakan toilet jongkok, Retno menyarankan agar pasien wasir maupun orang yang tidak memiliki wasir untuk tidak terlalu lama melakukan BAB. Misalnya, melakukan BAB sambil bermain gawai atau kegiatan lainnya.

Usahakan untuk melakukan BAB dengan fokus agar terhindar dari pembengkakan pembuluh darah atau wasir. Oleh karena itu, lakukan BAB tanpa distraksi lain agar BAB dapat selesai secukupnya tanpa perlu berlama-lama. Jika terlalu lama melakukan BAB karena alasan lain, seperti sembelit, sebaiknya perbanyak asupan air putih. Perbanyak juga asupan serat dari buah dan sayur, serta probiotik dari yogurt untuk melancarkan BAB.

“Harus banyak mengonsumsi air putih, sehari 2 liter atau 8 gelas belimbing dan makan serat, terutama buah pepaya, melon, semangka,” kata Retno. (RN)