Anak Bertanggungjawab Dengan 5 Aktifitas Keseharian

Artikel ini telah direview oleh
Anak Bertanggungjawab Dengan 5 Aktifitas Keseharian
Anak Bertanggungjawab Dengan 5 Aktifitas Keseharian (Foto: dok. fourlook.com)

Anak Bertanggungjawab Dengan 5 Aktifitas Keseharian – Rasa tanggung jawab pada anak sebaiknya sudah diajarkan sejak dini. Orangtua sudah bisa mulai mengajarkannya sejak anak masih berusia 1-2 tahun, ketika ia sudah mulai bisa mengerti apa yang orangtua katakan.

Rasa tanggung jawab memang harus diajarkan secara bertahap tergantung perkembangan usianya. Orangtua bisa mengajarkan anak bertanggungjawab dari hal sederhana yang dilakukan sehari-hari.

Untuk usia balita, berikut aktivitas-aktivitas yang mengajarkan anak bertanggungjawab pada dirinya sendiri.

  1. Menggantungkan handuk setelah digunakan.
    Anak usia balita biasanya sudah diajarkan untuk mandi sendiri. Tidak jarang anak menyepelekan handuk yang telah dipakai, dan meninggalkan saja di kamarnya setelah berganti pakaian. Coba mulai ajarkan sejak dini untuk langsung meletakkan handuk di tempatnya untuk dijemur. Bentuk tanggungjawab ini sangat bermanfaat karena jika tidak diajarkan sejak dini, anak akan terbiasa untuk meletakkan handuknya di sembarang tempat setelah selesai mandi.
  2. Merapikan mainan.
    Tindakan ini sebenarnya sangat sederhana tetapi dengan melakukannya anak sudah berhasil belajar untuk bertanggungjawab akan apa yang sudah dikerjakannya. Setelah menggunakan mainannya, anak harus mau mengembalikan dan merapikan kembali ke tempat semula. Untuk itu, sebaiknya pilih tempat penyimpanan mainan yang mudah dijangkau dan ramah anak. Jadi anak juga tidak kesulitan untuk merapikan mainannya.
  3. Mengucapkan “terima kasih”, “permisi”, dan “maaf” pada orang lain sesuai dengan situasi.
    Beberapa ucapan di atas merupakan ucapan dasar yang bisa diajarkan ke anak untuk bertanggungjawab ketika berinteraksi dengan orang lain. Anak harus belajar mengucapkan terima kasih ketika mendapatkan sesuatu dari orang lain. Hal ini sebagai bentuk penghargaan pada orang lain. Sama halnya dengan mengucapkan kata maaf. Awalnya mungkin akan sedikit berat dilakukan, namun ketika anak bertindak salah maka ia harus belajar mengakuinya dan bertanggungjawab untuk meminta maaf akan kesalahan yang telah dilakukannya.
  4. Merawat dan memberi makan hewan peliharaannya.
    Mau memelihara hewan berarti harus mau juga untuk merawatnya! Orangtua mungkin bisa mulai mengajarkan hal ini dengan mengajak anak pergi ke pasar hewan. Minta anak untuk memilih hewan apa yang ingin dipeliharanya. Orangtua bisa mulai mengajak anak memelihara ikan hias yang tidak perlu banyak perawatan. Setelah memilih hewan pilihannya, ajarkan anak untuk bisa secara rutin memberi makan hewan peliharaannya, dan ajak pula ketika harus memandikan dan membersihkan kandangnya.
  5. Membawa piring kotor ke dapur.
    Dalam melakukan pembelajaran ini, sebaiknya orangtua sudah menyediakan peralatan makan khusus untuk anak. Pilih yang berbahan plastik atau yang tidak mudah pecah. Setiap mulai makan, orangtua bisa mengajarkan untuk mengambil sendiri jumlah makanan yang akan dikonsumsi. Hal ini agar anak bertanggungjawab menghabiskan makanan yang telah diambilnya. Setelah itu, biasakan pula anak untuk meletakkan piring kotornya ke dapur untuk dibersihkan. (RN)
Baca juga:  Didiagnosis Autisme, Segera Lakukan Terapi
× Hubungi kami!